Sports Direct melakukan survei mengenai atlet pria yang paling dicintai pada tahun 2022. Berikut 7 atlet pria paling dicintai tahun 2022.
Di peringkat pertama ada bintang NBA, Lebron James. Pemain LA Lakers itu keluar sebagai nomor satu dengan jumlah pencarian lebih dari 7 juta. Bintang bola basket ini juga memiliki lebih dari 113 juta pengikut di Instagram, yang membuat popularitasnya tak diragukan lagi.
Pembalap Formula 1, Lewis Hamilton menempati posisi kedua. Lalu posisi ketiga diisi petinju asal Inggris, Tyson Fury.
Baca Juga: Pengaspalan Ulang Sirkuit Mandalika Dipastikan Rampung Pekan ini
Posisi keempat datang dari dunia sepak bola. Bukan Cristiano Ronaldo, sosok itu adalah Patrick Mahomes, pesepak bola asal Amerika Serikat.
Berikut ini daftar 7 atlet pria paling dicintai tahun 2022 menurut studi Sports Direct:
- Lebron James
- Patrick Mahomes
- Tyson Fury
- Patrick Mahomes
- Robert Lewandowski
- Raheem Sterling
- Rafael Nadal
Dalam melakukan studi ini, Sports Direct bekerja dengan Psikoterapis Klinis Dr. Jo Gee , seorang ahli dalam kepribadian dan perilaku, yang mampu menjelaskan lebih lanjut tentang sains di balik mengapa sejumlah kecil olahragawan berubah menjadi ikon global.
"Kepribadian olahraga favorit kami adalah mereka yang dapat terhubung dengan baik dengan orang lain, seperti yang dikatakan Faktor Kesukaan kepada kami. Agar bintang olahraga dapat membangun kepercayaan, mereka harus tampil relevan, ramah, empatik, dan nyata, sesuatu yang dimiliki 7 teratas kami, ucap Gee.
"Profil kepribadian Myers Briggs dari sepuluh besar, menunjukkan penekanan pada perasaan daripada berpikir, di mana para atlet ini sangat mementingkan emosi mereka dan emosi orang lain. Bintang olahraga ini memiliki skor empati yang tinggi, dengan kemampuan untuk terhubung dengan apa yang orang lain rasakan dan menggunakan isyarat ini untuk responsif dalam wawancara dan dalam olahraga masing-masing."
"Tapi, yang membedakan tiga besar dari yang lain, adalah keasliannya. Apa yang ditunjukkan oleh Biles, Hamilton, dan James kepada kita adalah aspek perjuangan emosional mereka, apakah itu melalui kesehatan mental, trauma masa lalu, atau pertempuran saat ini," ujarnya.
