Medali Emas dan SEA Games 2019 Terakhir Bagi Agus Prayoko

- Kamis, 5 Desember 2019 | 16:45 WIB
ANTARA/Aditya E.S. Wicaksono
ANTARA/Aditya E.S. Wicaksono

Rabu (04/12) sore, seorang atlet asal Indonesia yang mengikuti ajang SEA Games 2019 bernama Agus Prayoko, tak bisa menyembunyikan perasaan leganya di lorong Rizal Memoriam Coliseum, Manila. Agus merasa lega berhasil membawa nama Indonesia dari cabang senam.

Pria yang berusia 30 tahun itu tampak menyelimuti tubuhnya dengan bendera Merah Putih menuju ke bilik atlet untuk bersiap mengikuti upacara pengalungan medali.

"Insha Allah ini SEA Games terakhir saya," kata Agus yang telah lima kali turun di ajang dua tahunan itu.

Agus kemudian naik ke podium pertama untuk menerima kalungan medali emas, setelah menampilkan aksi terbaiknya di nomor vault atau meja lompat. Kalungan emas dari SEA Games yang digelar di Filipina itu menjadi penutup yang manis untuk karirnya di dunia internasional.

-
REUTERS/Eloisa Lopez

Capain emas ini menjadi pembuktian dari Agus bahwa ia bisa meningkatkan prestasinya, dari kejuaraan yang digelar di Kuala Lumpur. Saat itu ia hanya mendapatkan medali perak di nomor yang sama.

"Kalau PON 2020 masih ikut, habis itu paling saya finis." sambung Agus.

Pria yang berasal dari Kediri, Jawa Timur ini berhasil mengumpulkan  poin 14,734 dari dua lompatan. Lompatan Agus mampu mengalahkan bintang Filipina Carlos Edriel Yulo yang terpaut 0,034 poin berkat penalti sebanyak 0,1 poin.

-
REUTERS/Eloisa Lopez

Agus merasa terbantu dengan lompatan pertamanya yang memiliki kesulitan lebih tinggi dibanding lompatan kedua. Ia juga meraih nilai eksekusi yang lebih baik dari sang rival dari Filipina, sekitar 9,3 dibanding 9,1.

"Nilai plusnya di lompatan pertama, biasanya saya lompatan pertama step-nya lebih besar, hari ini lebih kecil," kata Agus.

Sementara itu, medali perunggu di nomor vault diraih Thanh Tung Le dari Vietnam.

Berakhirnya kejuaraan nomor senam artistik di SEA Games 2019, maka tugas Agus pun selesai.

Tertarik dengan senam

Atlet senam kelahiran 4 April 1989 ini mengaku bahwa ia mulai tertarik dengan dunia senam sejak duduk di bangku kelas 1 SD. Namun, ia merasa bahwa itu adalah ketidaksengajaan.

-
Facebook/Badminton Cinta Damai

"Saya terjerumus," kata Agus sembari tertawa.

Ketertarikannya berawal dari tantangan mencium lutut yang diperintahkan oleh guru olahraga di sekolahnya. Guru tersebut mengiming-imingi untuk latihan senam di balai desa di Kabupaten Kediri.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X