Bedanya Pebulutangkis Indonesia dengan Jepang: Lebih Disiplin dan Tak Panik

- Rabu, 6 Januari 2021 | 17:30 WIB
Pemain tunggal putra Jepang, Kento Momota ersalaman denga pemain Indonesia, Anthony Ginting (kanan) saat laga semifinal Piala Sudirman 2019 di Nanning, Tiongkok. (Dok. PBSI)
Pemain tunggal putra Jepang, Kento Momota ersalaman denga pemain Indonesia, Anthony Ginting (kanan) saat laga semifinal Piala Sudirman 2019 di Nanning, Tiongkok. (Dok. PBSI)

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Rionny Mainaky membeberkan perbedaan antara pebulutangkis Jepang dan Indonesia, baik saat berlatih maupun bertanding.

Menurut Rionny, yang punya pengalaman kepelatihan selama 23 tahun di Negeri Sakura, salah satu karakter para pemain Jepang adalah kedisiplinan. Tak heran jika mereka bisa menjadi lawan yang sulit, bahkan cukup dominan dan ditakuti di berbagai kejuaraan tepok bulu.

“Memang mereka lebih disiplin. Lalu semangat pantang menyerah karena mereka sudah terbiasa dilatih sejak kecil dari sekolah,” ungkap Rionny dalam siaran pers, Selasa (5/1/2021).

Selain faktor kedisiplinan, tim Jepang juga menurutnya tidak mudah panik saat bertanding. Berbeda dengan Jepang, pemain-pemain Indonesia, kata dia, kerap terburu-buru dan masih perlu dilatih mental dan kesabarannya.

Berkat kedisiplinan dan kerja keras, Jepang telah menunjukkan kekuatannya dalam ajang bulu tangkis dunia, bahkan menyamai posisi China yang menjadi tim yang ditakuti.

Dari lima sektor, terdapat setidaknya satu wakil Jepang yang menempati ranking lima besar dunia.

Ada Kento Momota yang duduk di posisi pertama sektor tunggal putra. Akane Yamaguchi dan Nozomi Okuhara yang masing-masing menempati peringkat ketiga dan keempat tunggal putri, serta pasangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang kerap menjegal langkah wakil ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu di berbagai turnamen.

Piala Thomas 2014 bisa dibilang menjadi salah satu titik balik tim Jepang, sebab untuk pertama kalinya mereka berhasil merebut trofi lambang supremasi kejuaraan bulu tangkis beregu paling bergengsi itu dari tangan China, yang menang dalam lima edisi beruntun sebelumnya.

Mereka juga berhasil membuktikan kekuatan mereka pada ajang Kejuaraan Dunia 2018 dan 2019.

Kento Momota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara menjadi wakil Jepang yang berhasil meraih gelar juara dunia pada dua edisi tersebut.

Tak hanya itu, Jepang semakin berada di puncak prestasinya saat berhasil merebut medali emas di ajang tertinggi Olimpiade 2016 Rio de Janeiro lewat Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Baca Juga: Sialnya Pelatih Ini, Tanda Tangan Kontrak Baru 10 Menit Langsung Dipecat

Melihat prestasi yang ditorehkan Jepang, Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna lantas menunjuk Rionny sebagai Kabid Binpres, menggantikan posisi yang sebelumnya diisi Susy Susanti. Pengalamannya melatih hingga membangun bulu tangkis Jepang diharapkan dapat dipraktikkan kepada tim Indonesia demi mengembalikan kejayaan prestasi Merah Putih di ajang tepok bulu dunia.

Dengan jabatan barunya itu, Rionny mengaku tanggung jawab yang diembannya itu tidak mudah. Namun ia akan bekerja semaksimal mungkin demi menghasilkan prestasi terbaik.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X