Jatuh Saat Balapan, Joki Kuda Wanita Asal Hungaria Ini Meninggal Dunia

- Selasa, 21 September 2021 | 11:24 WIB
Eszter Jeles, joki wanita yang meninggal dunia saat balapan kuda. (Istimewa)
Eszter Jeles, joki wanita yang meninggal dunia saat balapan kuda. (Istimewa)

Dunia pacuan kuda sedang berkabung menyusul kematian tragis joki wanita muda, Eszter Jeles yang berusia 21 tahun setelah jatuh di pertengahan balapan.

Pembalap kuda berbakat itu meninggal di rumah sakit 13 hari setelah mewakili negara asalnya Hungaria dalam perlombaan di Turki.

Jeles dibawa ke rumah sakit dengan cedera kepala setelah jatuh dari kuda tunggangannya, Toms pada 5 September lalu dan menjalani operasi sehari kemudian.

Turkey Jockey Club mengonfirmasi kepergian Jeles untuk selama-lamanya melalui media sosial, Minggu (19/9/2021).

Baca Juga: Ira Sidorkova, Pembalap 18 Tahun yang Masuk Daftar 100 Wanita Hot Rusia

"Penunggang wanita Hungaria Eszter Jeles jatuh dari kuda bernama Toms di Fegentri World Championship Race for Lady Riders pada hari Minggu, 5 September di Veliefendi Racecourse di Istanbul," bunyi pernyataan di Twitter.

"Kami sangat menyesal mengetahui bahwa Eszter Jeles kehilangan perjuangannya selama 13 hari untuk bertahan hidup dan kehilangan nyawanya terlepas dari semua upaya tim medis sejak hari pertama. Kami ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga Jeles dan orang yang dicintainya. Semoga Tuhan mengistirahatkan jiwanya dalam damai," ungkapan dalam pernyataan tersebut.

Klub Jockey Hungaria turut menyampaikan belasungkawa atas kepergian Eszter Jeles. Bahkan mereka menyebut Esti sebagai seorang pahlawan atas dedikasinya selamaini terhadap pacuan kuda.

"Esti adalah seorang pahlawan, memberikan hidupnya untuk pacuan kuda. Kami mengunci ingatanmu di hati kami selamanya," terangnya.

Para joki dan staf kandang memberi penghormatan terakhir kepada Jeles di arena pacuan kuda Veliefendi pada hari Minggu dan mengheningkan cipta selama 1 menit.

Sementara itu, ibunda sang joki, Andrea, yang bergabung di acara tersebut memberikan pidato emosional kepada hadirin. Dia juga mengenang postingan sang anak di media sosial beberapa waktu lalu.

"Sangat sulit untuk menggambarkan emosi yang kami alami. Eszter secara khusus memilih Turki untuk menunggang kuda. Bertahun-tahun yang lalu, dalam sebuah posting yang dia buat di akun media sosialnya, dia berkata, 'Jika suatu hari saya mati karena hasrat saya akan kecepatan, jangan sedih karena saya akan menertawakan saya waktu itu," kata Andrea.

Tak lupa, sang ibu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sempat merawat anaknya meski akhirnya tak dapat diselamatkan.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X