Turnamen All England 2020 resmi berakhir Minggu (15/3/2020). Indonesia meraih satu gelar pada ajang ini lewat pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Indonesia sebenarnya menempatkan dua wakil di final. Selain Praveen/Melati, ada pasangan Kevin Sanjaya Sukamujo/Marcus Fernaldi Gideon. Sayang, mereka gagal.
Kegagalan total dirasakan Tiongkok. Mereka tak meraih satu gelar pun meski menempatkan dua wakilnya di final.
Bertolak belakang dengan Tiongkok, Jepang menjadi negara paling sukses dalam turnamen ini, setelah dua wakil mereka di final sukses menjadi juara.
Fakta Unik
Berikut ini adalah beberapa fakta menarik sesusai final All England 2020, Minggu (15/3/2020):
- Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe menjadi ganda putra pertama Jepang yang memenangi turnamen All England!
- Pertama kali dalam sejarah keikutsertaan Jepang di All England ada satu pemain mereka meraih gelar di dua nomor yang berbeda. Pada All England 2020, Yuta Watanabe meraih gelar di nomor ganda putra. Tahun sebelumnya, ia juara bersama Arisa Higashino di nomor ganda campuran.
- Untuk pertama kalinya sejak tahun 1995, Tiongkok gagal memenangi turnamen All England.
- Viktor Axelsen menjadi tunggal putra pertama Denmark yang memenangi All England sejak 21 tahun terakhir. Terakhir, Peter Gade yang berhasil menang pada All England 1999.
- Dalam tiga dari 15 turnamen terakhir All England, Tiongkok gagal jadi juara di nomor ganda campuran. Menariknya, dalam tiga turnamen itu wakil Indonesia yang selalu jadi juara. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2012), Praveen Jordan/Debby Susanto (2016) dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (2020).
- Praveen Jordan menjadi pemain pertama Indonesia yang memenangi nomor ganda campuran All England dengan pasangan berbeda.