Dinilai Rasis Sebut 'Penunggang Unta', Pimpinan Tim Balap Sepeda Jerman Dipulangkan

- Kamis, 29 Juli 2021 | 20:05 WIB
Ilustrasi balap sepeda. (Pixabay/Pexels)
Ilustrasi balap sepeda. (Pixabay/Pexels)

Patrick Moster, direktur olahraga tim balap sepeda Jerman akan dipulangkan dari Olimpiade Tokyo 2020 setelah membuat komentar rasis tentang pembalap dari Afrika dalam laga road time trial putra. Ia menyebut pembalap dari Aljazair dengan sebutan pengguna unta.

"Pimpinan tim Olimpiade Tokyo telah memutuskan bahwa Patrick Moster tidak dapat melanjutkan pekerjaannya sebagai pemimpin tim nasional balap sepeda dan akan kembali ke Jerman," kata tim Olimpiade Jerman, dikutip dari Reuters, Kamis (29/7/2021).

Moster membuat pernyataan rasis tersebut dalam event road time trial ketika dia mencoba untuk mendesak salah satu atlet balap sepeda Jerman.

"Kejar si penunggang unta, kejar si penunggang unta, ayo," dia terdengar berteriak pada Nikias Arndt, yang mengejar lawannya Azzedine Lagab dari Aljazair dan Amanuel Ghebreigzabhier dari Eritrea.

Moster meminta maaf, kemudian berasalan bahwa pernyataan itu diucapkan karena "panas pada saat itu" dan mengatakan dia bukan orang yang rasis.

Baca Juga: Petinju Wanita Amanda Serrano Puji Jake Paul Usai Latihan Bersama: Dia Petarung Sejati

Permintaan maafnya disambut baik oleh Komite Olimpiade Jerman (DOSB), tetapi DOSB mengatakan tidak mungkin lagi menahan Moster di Tokyo setelah komentarnya menyebabkan kehebohan besar di Olimpiade dan juga di negara asalnya.

Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) juga mengecam komentar Moster.

"Kami terus meyakinkan bahwa permintaan maafnya kepada publik menyusul pernyataan rasisnya itu tulus," kata Presiden DOSB Alfons Hoermann.

"Tetapi dengan kesalahannya, Moster bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade. Permainan yang adil, rasa hormat, dan toleransi tidak dapat dinegosiasikan untuk Tim D."

Sementara itu, Arndt melalui akun media sosialnya mencuitkan:

"Saya ngeri dan saya ingin mengatakan dengan jelas bahwa saya tidak ada hubungannya dengan komentar ini, kata-kata yang digunakan tidak dapat diterima."

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X