Kapolri Beberkan Kronologi Tragedi Kanjuruhan, Ternyata Begini

- Jumat, 7 Oktober 2022 | 15:07 WIB
Kerusuhan Suporter di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Kerusuhan Suporter di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo membeberkan kronologi tragedi maut di Stadion Kanjuruhan yang memakan ratusan korban. Kronologi yang dibeberkan mulai dari perencanaan pertandingan hingga berakhir maut.

"Mulai 12 September 2022, panitia pelaksana Arema FC mengirimkan surat kepada Polres terkait dengan rekomendasi pertandingan sepak bola Arema FC dan Persebaya yang dilaksanakan tanggal 1 Oktober pukul 20.00," kata Jenderal Sigit dalam konferensi pers di Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022).

Balasan dari Polres yakni mengirimkan surat resmi ke panitia pelaksana dan meminta pertandingan dimajukan menjadi pukul 15.30 WIB. Pertimbangan dimajukan pertandingan ini salah satunya terkait keamanan.

"Namun demikian permintaan ditolak PT LIB dengan alasan apabila waktunya bergeser tentunya ada pertimbangan terkait masalah penayangan langsung, ekonomi dan sebagainya yang mengakibatkan dampak yang bisa memunculkan pinalti dan ganti rugi," beber Sigit.

Pimpinan tertinggi Polri tersebut menyebut Polres akhirnya menambah jumlah personel untuk memperkuat pengamanan dalam laga tersebut.

Proses pertandingan pun berjalan lancar hingga laga usai. Kapolri menyebut sempat ada respon dari suporter dengan cara masuk ke dalam lapangan.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Telan Ratusan Nyawa, PSSI: FIFA Gak Bahas Sanksi

"Terkait dengan hal tersebut tentunya tim kemudian melakukan pengamanan khususnya terhadap official dan pemain Persebaya dengan menggunakan empat unit kendaraan taktis barakuda," kata Sigit.

Di momen inilah situasi semakin memanas. Polisi mengahalau massa turun menggunakan tameng hingga melepas gas air.

"Dengan semakin bertambahnya penonton yang turun ke lapangan beberapa personel menembakan gas air mata. Terdapat satu  personel yang menembakan gas air mata ke tribun selatan kurang lebih tujuh tembakan, ke tribun utara satu tembakan dan ke lapangan tiga tembakan," beber Sigit.

Baca Juga: Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Dirut PT LIB Akhirnya Buka Suara

Akibat tembakan gas air mata itu membuat suporter panik dan mencari jalan keluar. Dari sinilah ada sejumlah pintu stadion yang tidak dibuka saat suporter ingin keluar.

"Seharusnya lima menit sebelum pertandingan berakhir maka seluruh pintu tersebut seharusnya dibuka namun, saat itu pintu dibuka namun tidak sepenuhnya hanya berukuran kurang lebih satu setengah meter dan para penjaga pintu tidak berada di tempat," kata Sigit.

Korban pun mulai jatuh berhamburan. Tak hanya suporter, dua anggota polisi juga menjadi korban dalam insiden ini. Total ada 131 orang meninggal dunia menurut keterangan Polri.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X