Sebagai salah satu negara Islam, Qatar yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 memiliki hukum yang sangat ketat. Salah satunya adalah dalam hal menangani pelecehan seksual dan pemerkosaan.
Mengingat Piala Dunia adalah turnamen besar, diyakini akan ada banyak orang dari berbagai penjuru bumi yang bakal berkumpul di Qatar. Tingkat kriminalitas pun diyakini bisa meningkat, termasuk salah satunya pelecehan seksual.
Angka menunjukkan, di selama ini stadion sepak bola telah menjadi lokasi panas untuk serangan seks selama turnamen berlangsung. Ada 72 serangan seksual yang dilaporkan terjadi di Brent, London Utara, ketika semifinal dan final Piala Eropa 2020 dimainkan.
Selain itu, ada juga 39 kasus di turnamen yang sama di Sevilla, Spanyol. Maka dari itu, bukan tak mungkin pelecehan seksual juga bakal terjadi selama perhelatan Piala Dunia 2022.
Baca Juga: Louis Van Gaal Bawa Pelatih Voli ke Timnas Belanda Jelang Piala Dunia 2022, Buat Apa?
Kendati demikian, Qatar memiliki cara tersendiri dalam menangani kasus ini. Alih-alih menghukum pelaku pelecehan seksual, mereka justru akan memenjarakan korban.
“Anda pergi ke polisi, dan alih-alih menjadi korban, Anda menjadi tertuduh,” kata kata May Romanos, pakar Timur Tengah di Amnesty International, dikutip dari The Sun, Senin (26/9/2022).
Sementara itu, FIFA juga sudah memberi peringatan kepada seluruh penggemar sepak bola bahwa segala sesuatu yang terjadi di Qatar akan diselesaikan secara hukum negara tersebut.
Baca Juga: Komputer Super Canggih Prediksi Pemenang Piala Dunia 2022, Tim Mana yang Jadi Juaranya Ya?
“Setiap penggemar yang melaporkan serangan seksual akan memiliki akses ke sistem perawatan kesehatan berkualitas tinggi Qatar terlepas dari status perkawinannya,” tulis pemberitahuan FIFA.
