Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 125 orang juga menarik perhatian Amnesty International. Utamanya, mereka menyoroti penggunaan gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan ke arah suporter.
Mereka menyebut penggunaan gas air mata sejatinya harus berada dalam pengawasan ketat. Sebab, gas air mata sangat berbahaya hingga bisa menyebabkan kematian.
“Polisi menembakkan gas air mata ke stadion setelah suporter menerobos lapangan. Pihak berwenang Indonesia harus menyelidiki dan meminta pertanggungjawaban kepada mereka yang bertanggung jawab,” isi video yang diunggah Amnesty International di Twitter.
“Gas air mata dapat mematikan, pembuatan, perdagangan, dan penggunaannya harus diatur secara ketat. Tidak seorang pun yang harus kehilangan nyawa mereka di sebuah pertandingan sepak bola,” lanjut mereka.
? No one should lose their life at a football match. pic.twitter.com/yXspndSx5a
— Amnesty International (@amnesty) October 4, 2022
Baca Juga: Rayakan Ultah Anak Sebelum Kickoff, Satu Keluarga Ini Selamat dari Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan yang tercipta di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022-2023 telah menjadi musibah terbesar sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
Banyak pihak menilai penanganan terhadap para suporter yang menerobos ke lapangan bisa lebih baik lagi tanpa menembakkan gas air mata. Disinyalir penggunaan gas air mata itulah yang menyebabkan banyaknya korban jiwa.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Ribuan Orang Tuntut Iwan Bule Mundur sebagai Ketum PSSI
Pasalnya, banyak suporter di tribun yang merasa sesak karena menghirup gas air mata tersebut. Mereka pun berebutan keluar stadion hingga berdesak-desakan dan terinjak-injak.