TGIPF Sebut Penggunaan Gas Air Mata Kedaluwarsa Bentuk Penyimpangan dan Pelanggaran

- Selasa, 11 Oktober 2022 | 02:38 WIB
Insiden memilukan terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Insiden memilukan terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan Rhenald Kasali menyatakan, penggunaan gas air mata yang telah kedaluwarsa oleh polisi di Stadion Kanjuruhan merupakan bentuk penyimpangan dan pelanggaran.

“Tentu itu adalah penyimpangan, tentu itu adalah pelanggaran,” kata anggota TGPIF Rhenald Kasali, kepada wartawan, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2022).

Rhenalad mengingatkan, saat ini aparat kepolisian bukanlah military police atau bukan polisi yang berbasis militer, melainkan civilian police atau kepolisian yang berorientasi sipil.

“Kepolisian itu adalah sekarang ini namanya bukan military police bukan polisi yang berbasis militer tapi ini adalah civilian police,” tuturnya.

BACA JUGA: TGIPF Duga Ada Pihak yang Sengaja Atur Laga Arema vs Persebaya Main Malam, Demi Iklan

Untuk itu, lanjut Rhenald, seharusnya penggunaan gas air mata bukan untuk mematikan tapi untuk melumpuhkan agar meredam agresivitas massa.

Akan tetapi dia menyanyangkan, penggunaan gas air mata justru bersifat mematikan. Untuk itu TGIPF meminta Polri untuk mengevaluasi penggunaan gas air mata.

“Jadi bukan senjata untuk mematikan, tapi senjata untuk melumpuhkan supaya tidak menimbulkan agresivitas. Yang terjadi adalah justru mematikan, jadi ini tentu harus diperbaiki,” tandas Rhenald.

Lebih lanjut, Rhenald mengungkapkan gas air mata berdampak buruk bagi kondisi kesehatan korban. Mulanya korban tak merasakan efek apa-apa, tetapi sehari kemudian mata korban mulai menghitam.

Dia menuturkan, menurut pemeriksaan dokter diperlukan waktu satu bulan untuk membuat mata korban kembali normal.

“Jadi memang ada korban yang hari itu dia pulang tidak merasakan apa-apa, tapi besoknya dimulai dengan hitam, setelah itu baru kemudian matanya menurut dokter perlu waktu sebulan untuk kembali normal. Itu pun kalau bisa normal,” terang Rhenald.

BACA JUGA: Persija Jakarta Rehat, Thomas Doll: Kami Istirahat Sejenak dari Sepak Bola

Rhenald menambahkan, salah satu kecurigaan TGIPF ialah penggunaan gas air mata yang telah kedaluwarsa. Untuk itu, kata dia, pihaknya telah membawa selongsong gas air mata untuk dianalisa di laboratorium.

“Dan salah satu kecurigaan kami adalah kedaluwarsa dan itu sudah dibawa ke laboratorium, semuanya diperiksa,” pungkasnya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Performa Bapuk MU Bikin Casemiro Susah Tidur

Selasa, 9 April 2024 | 14:45 WIB
X