Mantan pemain Manchester United, Louis Saha menilai Marcus Rashford tidak cukup mematikan di depan gawang lawan sehingga belum termasuk striker kelas dunia.
Menurut Saha, penyerang internasional Inggris itu belum memiliki insting predator untuk mencetak gol sehingga masih menjadi penyerang kelas dunia bukan striker kelas dunia.
Rashford sendiri telah mengalami peningkatan pesat sejak naik ke panggung senior di Old Trafford pada tahun 2016.
Pemain 23 tahun itu itu telah mencetak 77 gol dalam 232 penampilan pertamanya di semua kompetisi untuk Man United, 45 assist, dan mengangkat 3 trofi utama.
Musim 2019-2020 jadi yang paling produktif bagi Rashford, di mana 22 golnya membantu tim Ole Gunnar Solskjaer mengamankan tempat ketiga Liga Premier.
Namun, sejauh ini dia hanya mengoleksi 3 gol dari 10 pertandingan Liga Premier di awal musim baru.
Saha pun mengatakan dia masih harus bekerja keras lagi untuk mencapai level yang sama dengan legenda klub seperti, Ruud van Nistelrooy dan Cristiano Ronaldo.
"Marcus Rashford adalah penyerang kelas dunia tetapi dia belum menjadi striker kelas dunia," kata mantan penyerang United itu kepada Genting Bet.
"Jika Anda melihat ke seluruh dunia, tidak banyak pemain yang bermain untuk klub besar seperti Manchester United dan tampil di panggung besar bersama negaranya."
“Tapi Rashford bisa melakukan apapun yang Anda inginkan darinya, dia bisa bertahan saat Anda membutuhkannya dan dia bisa menyerang dan menciptakan gol sendiri, mencetak tendangan bebas. Dia penyerang top."
"Seorang striker adalah seseorang yang sangat bersemangat dan Anda dapat melihat di wajahnya bahwa mereka ingin mencetak gol sepanjang waktu dan akan fokus pada bagaimana memaksimalkan posisi di mana dia dapat mencetak gol. Seorang striker harus sangat mematikan di depan gawang."
"Inilah yang saya pelajari dari bermain dengan orang-orang seperti Van Nistelrooy dan David Trezeguet. Saat ini, Marcus Rashford bukanlah striker kelas dunia, tetapi dia adalah penyerang kelas dunia."
"Rashford masih muda dan potensi untuk melakukannya karena Cristiano memulai dengan posisi tertentu dan sekarang jadi striker terbaik. Menjadi striker adalah di mana terobsesi mencetak gol, berteriak pada pemain mana pun yang tidak memberi mereka bola dan berteriak pada diri sendiri karena melewatkan 1 gol."
