Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) angkat bicara soal botol diduga berisi minuman keras (miras) yang ditemukan di area Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam menyatakan, botol diduga miras tersebut bukanlah untuk dikonsumsi. Dia menyebut, minuman itu digunakan untuk kebutuhan lain.
Namun, Anam tidak menjelaskan lebih detail terkait peruntukan miras tersebut. Selain itu, kata dia, botol-botol itu ditemukan di Gedung Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora).
Baca Juga: Update Total Korban Tragedi Kanjuruhan: Jadi 738 Orang, yang Meninggal Bertambah
“Ketemunya di gedung Dispora. Intinya begini, itu (miras) bukan untuk diminum, itu untuk sesutu yang lain, sudah dibawa 2 dus, di bawa sama labfor (laboratorium forensik),” kata Anam dalam konferensi pers, di Kantor Komnas Ham, Rabu, (12/10/2022).
Anam kembali menegaskan, botol-botol miras itu merupakan produk milik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan tidak boleh diminum.
Terkait botol-botol miras tersebut, Anam berjanji, pihaknya bakal menjelaskan secara detail dalam laporan akhir Komnas HAM.
“Karena itu memang produk UMKM untuk sesuatu yang lain, tidak untuk diminum. Nanti detailnya kami jelaskan di laporan akhir dengan fotonya, dengan bukti-buktinya kita sandingin bukti yang lain,” ujarnya.
Anam menambahkan, kecil kemungkinan miras tersebut dibawa oleh suporter. Sebab, seluruh penonton tidak diizinkan untuk membawa minuman ke dalam stadion dengan berbagai kemasan.
Baca Juga: Merinding! Momen Kapolres Malang yang Baru Bersimpuh di Stadion Kanjuruhan
“Terus itu ditemukan botol gepeng di stadion juga, botol ya botol gepeng di stadion. Mereka bilang minum aja kami ga boleh pake aqua botol, aqua plastik ga boleh, apalagi botol kaca,” tuturnya.
Selain itu, diungkapkan Anam, dari pengakuan suporter, mereka juga mengaku tidak sanggup untuk membeli miras.
“Kalau pipih gitu kan botol kaca, dia bilang gini. jawabannya analogis. ‘wong beli tiket aja harus parkir 3 hari cak masa beli minuman yang mahal begitu’, tolong diartikan sendiri, itu omongannya mau beli tiket aja antri tiga hari apa lagi beli (miras),” pungkas Anam.
