Dari Conte Hingga Zidane, Mengapa Para Manajer Top Eropa Pilih Mundur dari Timnya?

- Jumat, 28 Mei 2021 | 16:07 WIB
Antonio Conte (kiri), Zinedine Zidane (kanan). (photo/REUTERS/JENNIFER LORENZINI/SUSANA VERA)
Antonio Conte (kiri), Zinedine Zidane (kanan). (photo/REUTERS/JENNIFER LORENZINI/SUSANA VERA)

Antonio Conte memutuskan meninggalkan Inter Milan setelah memenangkan Serie A, sedangkan Zinedine Zidane mengundurkan diri dari Real Madrid dan Tottenham berusaha merekrut kembali Mauricio Pochettino.

Bukan hanya itu, memenangkan gelar Ligue 1 juga tidak dapat menetap Christophe Galtier di Lille, sementara Juventus dilaporkan hampir memecat Andrea Pirlo dan ingin membawa kembali Massimiliano Allegri, ditambah kepergian Hansi Flick dari Bayern Munich memicu efek domino di Jerman.

Lantas, ada apa dengan para manajer top Eropa tersebut?

Tidak dapat dipungkiri, pandemi virus corona telah berdampak buruk pada keuangan klub sepak bola, di mana 32 klub top Eropa kehilangan mencapai 6,1 miliar euro (5,27 miliar pounds), menurut grup layanan bisnis KPMG.

Di Jerman, kepergian Flick dari Bayern menyebabkan serangkaian perubahan, termasuk Julian Nagelsmann menggantikannya dan Jesse Marsch bergabung dengan RB Leipzig. 

Kisah serupa terjadi di Italia, Spanyol, Inggris, dan Prancis sejak itu.

"Alasan umum yang berkaitan dengan pengunduran diri ini adalah, selama Covid-19, kami telah melihat lebih banyak argumen internal tentang uang," ungkap jurnalis sepak bola Jerman Raphael Honigstein kepada BBC Radio 5 Live.

"Banyak dari pelatih ini memilih keluar karena alih-alih memiliki pekerjaan lain yang diantre, mereka sudah muak."

"Ada situasi ekstrim di sini yang sangat berbeda dengan apa yang biasanya terjadi di luar musim, terutama di klub-klub besar itu."

"Flick mengejar transfer pemain di tengah pandemi Covid-19. Tapi Bayern tidak bisa menghabiskan uang sebanyak yang diinginkan Flick dan di situlah argumen dimulai."

Lebih lanjut lagi, menurut pakar sepak bola Spanyol Guillem Balague, runner-up La Liga, Real Madrid menduduki puncak studi KPMG dari klub-klub besar di Eropa, tapi Zidane merasa tidak didukung oleh dewan dan presiden Florentino Perez, 

Kisah serupa terjadi di Inter, di mana Conte hengkang setelah mengantarkan gelar Serie A pertama dalam 11 tahun karena situasi keuangan klub membuat mereka harus mengurangi gaji sebesar 20% musim panas ini.

Wartawan Italia Gabriele Marcotti mengatakan Conte menginginkan investasi dan mengajukan tuntutan tetapi alih-alih mendapatkan 1 atau 2 pemain besar, mereka harus menjual 1 atau 2 pemain besar.

"Lebih murah untuk mendatangkan manajer baru daripada sekelompok pemain baru. Jelas ada reaksi berantai tetapi banyak yang tidak dapat disangkal adalah tentang uang, investasi, dan ekonomi pasca-virus corona," tambah Marcotti.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X