Pesepak bola asal Kroasia, Luka Modric, telah diakui sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa perjalanan hidup Modric tidaklah mudah, mengingat ia merupakan salah satu anak korban perang.
Negara Kroasia sendiri sejatinya baru terbentuk pada 1991. Kala Modric berusia enam tahun, tepatnya pada Desember 1991 meletuslah Perang Balkan yang membuat masa kecil Modric dipenuhi penderitaan.
Diakui oleh pemain Real Madrid tersebut bahwa suara dentuman bom telah menghiasi masa kecilnya. Peraih trofi Ballon d’Or itu bahkan mengaku sering mencari ranjau dengan saudara perempuannya ketika sedang berjalan-jalan.
Karena perang yang terus bergejolak, Modric dan keluarganya pun mesti mengungsi. Kakek Modric bahkan ditembak mati tepat di hadapannya sendiri, yang mana itu menjadi persitiwa yang tak akan bisa dilupakan olehnya.
Baca Juga: Dortmund Disingkirkan Chelsea karena Penalti Gak Jelas, Jude Bellingham Sindir Wasit
Kendati demikian, hal-hal tersebut justru yang membuat Modric menjadi lebih kuat. Maka dari itu, Modric yang bertubuh kecil tak ciut nyali ketika harus menghadapi lawan-lawan dengan postur yang lebih besar darinya. Secara mental, Modric selalu siap bertanding.
“Perang itu membuat saya lebih kuat. Saya tidak bisa membayangkan keluarga saya menderita dengan saya untuk waktu yang lama,” kata Modric, dikutip dari Sportskeeda, Rabu (8/3/2023).
Baca Juga: Kompak! Seluruh Kiper La Liga Pakai Jersey Hitam Demi Si "Black Spider"
Pada Piala Dunia 2018, Modric tampil impresif hingga mampu membawa Timnas Kroasia melaju ke partai final. Sayangnya, ketika itu mereka harus puas menjadi runner-up setelah ditumbangkan Prancis di partai puncak.
Sementara pada Piala Dunia 2022, Kroasia menempati posisi ketiga turnamen. Namun, Modric tetap mampu tampil memukau meski sudah memasuki usia 37 tahun.
Artikel Menarik Lainnya:
