Bomber Arema FC Ungkap Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 7 Orang Meninggal di Ruang Ganti

- Senin, 3 Oktober 2022 | 14:37 WIB
Kerusuhan Suporter di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)
Kerusuhan Suporter di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya (ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

Bomber Arema FC, Abel Camara, turut angkat bicara soal tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Ia menceritakan kronologi kejadian tersebut yang turut menyebabkan tujuh orang meninggal dunia di ruang ganti.

Abel Camara sejak awal sudah sadar bahwa laga melawan Persebaya Surabaya sangat bergengsi. Sebab, kedua tim punya rivalitas yang panjang di sepak bola Indonesia. Maka dari itu, kemenangan menjadi harga mati.

“Ini adalah derby yang sangat lama dan selama seminggu sudah terasa di seluruh kota bahwa itu adalah pertandingan dengan nilai lebih dari sekedar tiga poin,” ungkap Abel Camara, dilansir dari Mais Futebol, Senin (3/10/2022).

Sayangnya, Arema FC gagal memenuhi ekspektasi para suporter. Main di kandang sendiri, Singo Edan justru tumbang 2-3. Hal ini lantas membuat para suporter berhambur memasuki stadion usai wasit meniup peluit panjang.

Baca Juga: Suporter Masuk Lapangan Minta Aparat Stop Tembak Gas Air Mata karena Ada Anak Kecil

“Mereka bilang ini adalah pertandingan hidup dan mati, bahwa kita bisa kalah di setiap pertandingan, tapi jangan yang satu ini. Ada ketegangan di udara. Setelah kami kalah, kami pergi untuk meminta maaf kepada para penggemar. Mereka mulai memanjat pagar, kami pergi ke ruang ganti,” jelasnya.

Mencoba menghentikan kerusuhan suporter itu, pihak keamanan lantas menembakkan gas air mata yang akhirnya menyesakki stadion. Namun, hal tersebut justru membuat situasi menjadi semakin runyam.

“Sejak saat itu kami mulai mendengar tembakan, mendorong. Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki sekitar tujuh atau delapan orang tewas di ruang ganti,” beber penyerang asal Bissau tersebut.

“Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh. Ketika kami pergi, ketika semuanya lebih tenang, ada darah, sepatu kets, pakaian di seluruh aula stadion,” tandasnya.

Baca Juga: Viral Video Aremania Desak-desakan di Pintu Keluar dalam Tragedi Kanjuruhan

Saat ini sedang dilakukan investigasi menyeluruh terkait peristiwa nahas tersebut. Ini adalah tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola nasional dengan lebih dari 130 orang meninggal dunia.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X