Cerita ke Media Asing, Eks Bintang Arema Ini Ungkap Kondisi Sepak Bola Indonesia

- Rabu, 5 Oktober 2022 | 15:52 WIB
Suporter Arema FC (Aremania) meletakkan bunga di atas alas kaki para korban yang tertinggal di depan pintu tribun 11 Stadion Kanjuruhan. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
Suporter Arema FC (Aremania) meletakkan bunga di atas alas kaki para korban yang tertinggal di depan pintu tribun 11 Stadion Kanjuruhan. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Eks pemain Arema FC Gustavo Lopez bercerita kepada media negara asalnya, Argentina soal kondisi sepak bola di Indonesia. Lopez diwawancara oleh salah satu media olahraga ternama asal Argentina, yakni Ole.

Dalam kesempatan itu, Lopez pun dimintai pendapatnya soal tragedi memilukan yang terjadi seusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Lopez pun berpendapat jika pendukung Arema merasa kecewa dengan performa klubnya, lantaran harus mengalami kekalahan dari Persebaya.

Baca Juga: Berbaur dengan Suporter, Tangis Emak-emak Pecah Saat Doa Bersama untuk Tragedi Kanjuruhan

"Saya pikir ini karena keadaan yang dialami klub, karena kekalahan para penggemar keluar untuk menunjukkan dengan cara ini, memasuki lapangan. Di sana polisi harus bertindak karena tidak ada kontrol," ungkap Lopez, seperti Indozone sadur dari Ole, Rabu (5/10/2022).

Lopez yang pernah menghabiskan 7 tahun berkarier di Indonesia mengakui jika fanatisme suporter Tanah Air memang luar biasa. Bahkan Lopez tak fanatisme fans Indonesia melebihi apa yang ada di Argentina.

"Ya, ada banyak fanatisme. Jika kita bandingkan dengan Argentina, di sini (Indonesia) lebih fanatisme," jelas pria berusia 36 tahun tersebut.

Baca Juga: Punya Tempat Spesial untuk Indonesia, Tragedi Kanjuruhan Iris Hati Carolina Marin

"Saya harus bermain di laga klasik (derby Jatim) dan memasuki lapangan dengan tank perang, bermain dan secara otomatis ketika wasit meniup peluit akhir, kembali naik tank perang dengan jersey dan langsung menuju hotel, tanpa mandi atau apapun," lanjutnya.

Imbas dari tragedi Kanuruhan, PSSI sendiri sudah memberikan hukuman kepada Arema FC berupa larangan menjadi tuan rumah hingga Liga 1 2022/2023 selesai, serta denda sebesar Rp250 juta.

Tidak hanya klubnya saja, panitia penyelengara (Panpel) Arema FC  Abdul Harris dan Security Officer, Suko Sutrisno, juga mendapatkan hukuman dilarang terlibat dalam sepak bola seumur hidupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X