Tim nasional (timnas) Maroko mencuri perhatian di Piala Dunia 2022. Selain karena pencapaian mereka yang sampai semifinal, slogan timnas Maroko 'dima maghrib' juga membuat penasaran.
Setelah mengalahkan Portugal di babak perempatfinal, Maroko menjadi negara Afrika dan Arab pertama yang melaju sampai semifinal Piala Dunia.
Torehan tim berjuluk Singa Atlas itu diiringi dengan bergemanya frasa 'dima maghrib'. Frasa itu kerap diungkapkan oleh suporter dan pemain Maroko sendiri, salah satunya Achraf Hakimi.
Dalam beberapa postingan Instagram-nya baru-baru ini, Hakimi menyematkan frasa 'dima maghrib' dalam keterangan foto.
Baca Juga: Foto Jadul Messi dan Julian Alvarez Viral: Dulu Ngefans, Sekarang Jadi Pahlawan Argentina
Lantas, apa sih arti 'dima maghrib'?
Dilansir The Focus, Senin (12/12/2022), 'dima maghrib' adalah ungkapan gaul Maroko yang pada dasarnya berarti 'Maroko selamanya', 'panjang umur Maroko', atau 'selalu Maroko'.
Baca Juga: Pemain Argentina Hibur dan Peluk Luka Modric Usai Kroasia Kandas di Piala Dunia 2022
Ungkapan tersebut berasal dari bahasa Arab, yang merupakan salah satu dari dua bahasa resmi negara itu. Itu adalah ungkapan yang juga digunakan oleh penutur bahasa Prancis di Maroko.
'Dima' diterjemahkan menjadi 'selamanya' atau 'selalu' dalam bahasa Inggris dan 'maghrib' diterjemahkan menjadi 'Maroko'. Namun, dalam bahasa Arab memiliki konotasi yang lebih luas ke wilayah Afrika Barat Laut pada umumnya.
'Dima maghrib' adalah ungkapan yang digunakan untuk menyatakan kebanggaan nasional dan perayaan Maroko. 'Dima' jangan disamakan dengan 'demmna' yang kabarnya diterjemahkan menjadi 'darah kami'.
Makna 'maghrib' terletak pada geografi Afrika Barat Laut. Menurut Referensi Oxford, 'maghrib' adalah kata Arab yang berarti 'matahari terbenam'. Ini mewakili wilayah geografis Afrika Barat Laut yang meliputi Aljazair, Tunisia, Mauritania, Libya, dan Maroko.
Wilayah tersebut memiliki julukan Tanah Atlas, mengacu pada Pegunungan Atlas yang terletak di dalamnya. Dari sinilah julukan timnas Maroko berasal yakni Atlas Lions.
Sebelum pembentukan negara bangsa modern di wilayah Afrika Barat Laut sepanjang abad ke-20, wilayah barat laut ini umumnya dianggap sebagai 'maghrib'. Namun, hingga abad ke-19, 'maghrib' biasanya dianggap sebagai wilayah Aljazair, Maroko, dan Tunisia, khususnya. Ini karena 'maghrib' menutupi wilayah Mediterania Barat dan pesisir Afria Utara.
