Meninggalnya legenda sepak bola Diego Maradona, membuat seluruh pecinta sepakbola berdukacita. Maradona meninggal di usia 60 tahun karena terkena serangan jantung.
Bicara Maradona tentu tidak lepas dari gol legendarisnya ke gawang Inggris di tahun 1986. Gol yang kemudian dikenal sebagai "Gol Tangan Tuhan" itu tercipta saat Argentina berhadapan dengan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Pertandingan itu dipimpin oleh wasit asal Tunisia, Ali Bin Nasser. Nasser hingga saat ini masih menjadi buah bibir karena mengesahkan gol handsball tersebut.
Malang bagi Nasser, saat itu belum ada teknologi Video Assistant Referee (VAR) yang bisa membantunya mengambil keputusan lebih bijak.
Nasser hanya dibantu dua asisten wasit dan mereka bertiga gagal melihat bagaimana Diego Maradona melompat sambil memukul bola dengan tangan kirinya sehingga melewati kiper Inggris, Peter Shilton, yang bertubuh jauh lebih tinggi darinya.
Nasser menganggap Maradona menyundul bola tersebut. Protes keras dari Gary Lineker dan kawan-kawan dianggap angin lalu oleh Nasser dan Argentina memimpin skor 1-0.
Baca juga: Matinya 'Tuhan' Maradona, Air Mata Mengiringi Kepergian Talenta Terbaik Dunia Sepakbola
Tak berselang lama, Maradona kembali merobek gawang Shilton lewat gol solo run melewati lima pemain Inggris dan juga Shilton.
Tapi, gol pertamalah yang lebih banyak dikenang oleh publik dan selalu digembar-gemborkan oleh Maradona. Jika gol Tangan Tuhan itu terjadi di tahun 2019 dan seterusnya, sudah pasti Maradona akan diganjar kartu merah.
Ya, sejak Piala Dunia 2018 di Rusia, FIFA resmi mengizinkan penggunaan perangkat VAR. Jika di tahun 1986 sudah ada VAR, maka akan terlihat potret Maradona yang melompat sambil meninju bola.
Bukan sorak kegirangan, yang ada justru Maradona akan diganjar kartu kuning, atau lebih parahnya lagi, kartu merah oleh Nasser dan bukan tidak mungkin Inggris yang melaju ke babak selanjutnya.
Diego Maradona dukung VAR
Meski begitu, Diego Maradona sendiri mendukung penggunaan teknologi VAR di sepakbola. Dalam sebuah wawancara, dia bahkan blak-blakan mengaku masih memanfaatkan tangannya untuk mencetak gol.
"Tentu saja saya memikirkannya kapanpun saya menunjukkan dukungan saya terhadap penggunaan teknologi," kata Maradona.
"Saya memikirkannya dan, tentu saja gol ('Tangan Tuhan') itu tidak akan disahkan jika sudah ada tekologi. Dan saya akan katakan hal lain kepada Anda: pada Piala Dunia 1990 saya menggunakan tangan saya untuk membuat bola melewati garis saat melawan Uni Soviet."
