Ratu Tisha Destria memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI. Pengabdiannya selama tiga tahun berakhir dengan sejumlah prestasi dan juga kontroversi.
Ratu Tisha tak menyebut alasan kenapa dirinya mengundurkan diri. Beberapa pihak pun berspekulasi terkait keputusan wanita asal Banten tersebut.
Posisi Ratu Tisha sebagai Sekjen PSSI memang beberapa kali diterpa isu miring. Dia sempat dituntut mundur karena dinilai kontroversial.
Salah satunya soal penundaan leg kedua final Piala Presiden 2019 yang mempertemukan PSM Makassar kontra Persija Jakarta. Bahkan saat itu dia ditolak masuk ke stadion dan diteriaki 'mafia' oleh suporter.
Kritikan juga datang dari anggota Komisi X DPR RI, Djohar Arifin Husain. Pria yang juga mantan Ketua Umum PSSI ini menilai Ratu Tisha tak baik dalam bekerja.
Djohar pun mengungkit kejadian tak mengenakkan saat penyelenggaraan SEA Games di Filipina. Saat itu, dia mengaku mendapat perlakuan tak menyenangkan dari Ratu Tisha.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Ketum PSSI Mochamad Iriawan, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, Ketum PSSI pun meminta maaf.
Pria yang juga disapa Iwan Bule itu mengakui Ratu Tisha kerap overlapping. Hal tersebut sudah dievaluasi PSSI.
"Sekarang yang bersangkutan tak ada lagi memberikan keputusan yang bersifat strategis. Bahkan, penyampaian di media pun saya ambil alih semua," kata Iwan Bule saat itu.
Tak lama setelah itu, Ratu Tisha mengumumkan mundur dari jabatannya sebagai Sekjen PSSI. Sampai saat ini, PSSI belum secara resmi menunjuk penggantinya meski sempat beredar kabar Wakil Sekjen Maaike Ira Puspita naik jabatan.
Keputusan Ratu Tisha mendapat respons dari Ketum PSSI. Iwan Bule menghargai keputusan tersebut dan berterima kasih kepada Ratu Tisha atas pengabdiannya sebagai Sekjen.
