Jajaran pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah rampung dimintai keterangan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) atas tragedi Kanjuruhan.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Sonhadji mengatakan, pihaknya dimintai klarifikasi mengenai hubungan antara PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) hingga soal penembakan gas air mata.
“Intinya adalah bahwa Komnas HAM mempertanyakan bagaimana hubungan PSSI, PT LIB, kemudian panpel, kemudian bagaimana mekanisme penjadwalan hukuman, dan lain-lain, sampai dengan masalah adanya penembakan gas air mata,” kata Sonhadji dalam keterangan pers di kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Baca Juga: Update Tragedi Kanjuruhan, Perwakilan Indosiar Harsiwi Achmad Penuhi Panggilan Komnas HAM
Sonhadji mengaku, pihaknya telah merangkum catatan-catatan yang menjadi fokus perhatian dari Komnas HAM. Catatan tersebut mayoritas berisi bahan perbaikan bagi pesepakbolaan nasional.
Sonhadji menyebutkan, salah satu atensi Komnas HAM yang bakal segera ditindaklanjuti, yakni soal adanya pendampingan trauma healing bagi korban tragedi Kanjuruhan.
“Catatan-catatan yang menjadi atensi dari Komnas HAM untuk perbaikan PSSI, tentunya sudah kami rangkum, kami catat, dan mungkin nanti dari kesekjenan, akan menindaklanjuti termasuk atensi dari Komnas HAM tentang adanya trauma healing,” ungkapnya.
Sonhadji mengungkapkan, PSSI bakal membuka posko trauma healing di Malang, Jawa Timur. Rencananya, kata dia, posko tersebut akan mulai melayani korban Kanjuruhan pada Senin 17 Oktober 2022.
“Ini yang digarisbawahi oleh Komnas HAM dan respons dari PSSI, Insyaallah, Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang,” tuturnya.
Dia menambahkan, pihaknya bakal menghadirkan psikiater untuk menangani masyarakat yang memerlukan perawatan pemulihan trauma.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, PSSI Penuhi Panggilan Komnas HAM
“Posko trauma healing di Malang yang akan menangani masyarakat yang terdampak, sampai dengan tenaga medis,” tandas Sonhadji.
