Kisah Didier Drogba: Pahlawan yang Menyatukan Pantai Gading Lewat Sepak Bola

- Sabtu, 4 Maret 2023 | 11:56 WIB
Didier Drogba dianggap sebagai pahlawan Pantai Gading (Instagram/@didierdrogba)
Didier Drogba dianggap sebagai pahlawan Pantai Gading (Instagram/@didierdrogba)

Didier Drogba tidak hanya dikenal sebagai sosok penyerang berbahaya saat masih aktif bermain sepak bola. Namun, dirinya juga dianggap sebagai pahlawan Pantai Gading karena berhasil menyatukan negaranya tersebut yang sempat terbelah karena konflik.

Pada 2005, Timnas Pantai Gading berhasil merebut tiket untuk tampil di putaran final Piala Dunia 2006. Kepastian ini didapat setelah Pantai Gading yang diperkuat Drogba kala itu menang 3-1 atas Timnas Sudan.

Usai memenangi laga tersebut, Drogba mengucapkan pidato di ruang ganti sambil menekuk lutut. Ia meminta kepada masyarakat Pantai Gading untuk menghentikan perang sipil yang saat itu sedang berlangsung.

“Saudara-saudaraku di Utara dan Selatan, kami berlutut untuk memohon agar kalian menghentikan peperangan ini. Negara ini tidak boleh tenggelam selamanya dalam genangan darah,” kata Drogba.

Baca Juga: Viral Kiper Lawan Lakukan Aksi Konyol saat Hadapi Cristiano Ronaldo, Fans: Liga Settingan!

Kala itu Pantai Gading memang sedang terpecah belah. Pasukan pemerintah dan pasukan pemberontak terlibat adu tembak sehingga membuat banyak orang yang kehilangan nyawa.

Menariknya, ucapan Drogba di ruang ganti tersebut yang kemudian tersebar luas di televisi membuat kedua kubu yang sedang bertikai memutuskan melakukan gencatan senjata.

Berselang dua tahun kemudian, tepatnya pada Juni 2007, Pantai Gading memastikan diri lolos ke Piala Afrika setelah melibas Madagascar 5-0. Laga itu dimainkan di Bouke Stadium yang dikuasai pasukan pemberontak. Menariknya, pasukan pemerintah ikut berjaga di sekitar stadion.

Baca Juga: SUGBK Akan Difokuskan untuk Piala Dunia U-20 2023 Usai Konser BLACKPINK

Drogba sendiri dianggap sebagai pahlawan karena telah berhasil menyatukan Pantai Gading yang berkonflik. Dirinya bahkan sangat dihormati oleh pemimpin pasukan pemberontak Guillaume Soro yang kemudian menjabat sebagai perdana menteri.

“Ini menunjukkan bahwa negeri ini telah berekonsiliasi. Ini tidak akan pernah terjadi tanpa Drogba. Kalian mengenalnya sebagai pemain bola hebat, tapi bagi kami dia juga seorang pahlawan,” kata Guillaume Soro.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X