Klub Liga Inggris Diklaim Tolak Pemain Asia karena Stereotip Rasial

- Jumat, 6 November 2020 | 16:00 WIB
Ilustrasi suasana Liga Primer Inggris. (REUTERS/MICHAEL REGAN)
Ilustrasi suasana Liga Primer Inggris. (REUTERS/MICHAEL REGAN)

Ketua badan amal antirasisme sepak bola terkemuka, Kick It Out mengklaim klub Liga Premier menolak kesempatan untuk merekrut pemain dari negara-negara Asia karena stereotip ras pemalas.

Sanjay Bhandari, sang ketua mengatakan mereka telah melakukan tinjauan strategis dan telah berbicara dengan sekitar 250 orang yang terlibat dalam permainan itu.

Di mana fokusnya adalah pada klub-klub terkemuka yang merekrut pemain muda Asia untuk akademi mereka.

Kick It Out merupakan sebuah badan amal yang bertujuan untuk meningkatkan representasi di sepak bola Inggris dan telah mendukung kode keragaman baru FA.

Otoritas itu berusaha untuk meningkatkan jumlah pemain Asia yang terlibat dalam permainan profesional.

Pasalnya, hanya segelintir pemain dari latar belakang tersebut, seperti gelandang Leicester Hamza Choudhury yang telah tampil selama 30 tahun di Liga Premier.

Bhandari mengatakan bahwa badan amal tersebut telah menemukan contoh stereotip dan prasangka yang mengejutkan selama peninjauannya.

“Dalam setiap kasus, seorang pelatih akademi atau pencari bakat bertanya kepada orang tua: 'Mengapa saya harus membuang waktu dengan anak Anda ketika Anda hanya ingin mereka menjadi akuntan atau pengacara?'"," kata Bhandari pada Daily Mirror.

“Sungguh memalukan bahwa stereotip rasial yang malas seperti itu masih dijajakan dan diterima. Klub membutuhkan proses yang menghilangkan bias bawah sadar ini dari sistem."

Bhandari juga mengungkapkan bahwa pemain-pemain Liga Premier menjadi sasaran pelecehan di media sosial di tengah pandemi Covid-19.

Klub diharapkan perlu berbuat lebih banyak untuk mendukung pemain dan mengatasi pelecehan online.

Kick It Out akan bekerja dengan tim dan perusahaan teknologi untuk mencoba dan menemukan cara untuk membatasi kebencian dan menghentikan pelaku.

“Anti-semitisme, Islamofobia, rasisme terhadap Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama terkait Covid dan penistaan ??China - homofobia, biphobia, dan transphobia semuanya tetap menjadi tantangan utama bahkan saat sepak bola dimainkan secara tertutup tanpa penonton."

“Di Kick It Out, kami akan memperluas kemitraan kami dengan perusahaan teknologi untuk menggunakan alat kecerdasan buatan untuk memantau penyalahgunaan media sosial semacam ini. Kami percaya bahwa klub sepak bola harus berinvestasi lebih banyak di ruang ini."

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lionel Messi Beri Kode Kapan akan Pensiun

Jumat, 29 Maret 2024 | 07:05 WIB

Bayar Uang Jaminan, Dani Alves Bebas dari Penjara

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:43 WIB
X