Laporan Rasisme dan Homofobia di Sepak Bola Inggris Melambung Tinggi

- Sabtu, 5 September 2020 | 13:57 WIB
Ilustrasi penentangan rasisme. (REUTERS/POOL)
Ilustrasi penentangan rasisme. (REUTERS/POOL)

Di tengah pandemi Covid-19, laporan pelecehan rasis dan homofobia pada pertandingan sepak bola di Inggris melonjak ke rekor tertinggi dari tahun lalu.

Sebagai informasi, mengutip Wikipedia, homofobia mencakup serangkaian perilaku dan perasaan negatif terhadap homoseksualitas atau orang-orang yang dianggap sebagai lesbian, gay, biseksual atau transgender (LGBT).

Homofobia dapat diekspresikan dalam bentuk sikap antipati, penghinaan, prasangka, sikap jijik, atau kebencian, berdasarkan rasa takut yang irasional, dan kerap terkait dengan kepercayaan agama.

Diskriminasi yang tercatat pada musim 2019/2020 di permainan profesional naik 42% menjadi 446.

Di mana pelecehan homofobik hampir dua kali lipat dan laporan rasisme meningkat 53%, menurut Kick It Out, sebuah kelompok advokasi yang menyusun insiden.

Peningkatan ini terjadi di tengah tekanan global atas rasisme yang dipicu oleh protes Black Lives Matters.

Meskipun para pendukung dan kelompok penggemar LGBT mengatakan itu sebagian karena penggemar lebih bersedia untuk melaporkan pelecehan, bahkan oleh pendukung tim mereka sendiri.

“Ada jauh lebih sedikit stigma tentang pelaporan dalam beberapa hal itu sangat menggembirakan,” Rodney Kumar, juru bicara Kick It Out, mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation.

“Tapi jelas cukup mengkhawatirkan bahwa kami telah melihat peningkatan yang cukup besar dalam hal semua perilaku diskriminasi seputar sepak bola yang ingin kami tangani.”

Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun diinterogasi polisi pada Juli usai Wilfried Zaha, striker Crystal Palace asal Pantai Gading, dikirimi pesan rasis di Instagram, termasuk gambar Klu Klux Klan.

Laporan semua jenis diskriminasi di media sosial turun hampir 24%. 

Kumar mengaitkan ini sebagian dengan tindakan yang lebih cepat oleh perusahaan untuk menghapus penyalahgunaan media sosial.

Klub Liga Premier termasuk Everton dan West Ham United juga menyelidiki laporan tentang nyanyian homofobia pada pertandingan mereka pada bulan Desember.

Sementara Chelsea, target umum dari pelecehan tersebut, melarang sekelompok penggemar Manchester United menonton pertandingan pada bulan Februari.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X