Perusahaan Judi Dilarang Jadi Sponsor, Klub Liga Inggris Rugi Rp682 Miliar

- Sabtu, 4 Juni 2022 | 14:24 WIB
Jersey Watford (kiri) dan Southampton (kanan) yang punya sonsor perusahaan judi. (Instagram/@wolves/@southamptonfc)
Jersey Watford (kiri) dan Southampton (kanan) yang punya sonsor perusahaan judi. (Instagram/@wolves/@southamptonfc)

Klub-klub Liga Premier terancam melesu finansialnya menyusul kabar pemerintah Inggris bakal melarang sponsor judi pada jersey sepak bola.

Saat ini, hampir setengah dari klub Liga Premier Inggris terikat kontrak sponsor dengan perusahaan judi, industri itu menghasilkan lebih dari 16 miliar euro atau Rp247 triliun di Negeri Ratu Elizabeth.

Namun, hampir 3 juta orang dilaporkan terpapar pengaruh negatif dunia perjudian sehingga pemerintah Inggris melalui Perdana Menteri Boris Johnson sedang mempertimbangkan untuk melarang sponsor judi tampil di jersey. Rencana ini diperkirakan akan terealisasi pada musim 2023/2024.

Dampak Larangan Sponsor Judi bagi Klub Liga Premier

Secara total, 9 dari 20 klub Liga Premier memiliki kontrak dengan perusahaan perjudian, sehingga larangan itu membuat klub terancam menelan kerugian sekitar 44 juta euro atau Rp680 miliar.

Baca Juga: Pemerintah Inggris Larang Perusahaan Judi Sebagai Sponsor Jersey Klub Sepak Bola

Bukan hanya di Liga Premier, di divisi kedua, Championship, 15 dari 24 klub juga disponsori oleh perusahaan perjudian. 

Liga Sepak Bola Inggris (EFL) memiliki bandar taruhan sebagai salah satu dari 3 sponsor utamanya. Itu berarti klub Championship terancam mengalami kerugian lebih besar daripada tim Liga Premier.

Pemerintah Inggris berniat menerapkan larangan sponsor judi lebih dulu di kasta tertinggi Liga Inggris, yakni Premier League.

Dukungan Tokoh Sepak Bola terhadap Larangan Sponsor Judi di Jersey Klub

Terkait larangan sponsor judi di jersey klub itu rupanya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh besar di sepak bola Inggris, termasuk Peter Shilton, pemain dengan caps terbanyak di negara itu.

Shilton mengajukan petisi kepada pemerintah yang ditandatangani oleh 12.000 orang yang menginginkan undang-undang tersebut diubah.

Keterlibatan Shilton memang tidak mengejutkan mengingat mantan kiper yang kini berusia 71 tahun itu mengaku kecanduan judi selama 45 tahun.

Sementara realisasi larangan perusahaan judi di jersey klub masih jauh, itu akan menjadi perubahan terbesar pada perjanjian sponsor sejak iklan rokok juga dilarang sejak 2003.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X