INDOZONE.ID - Brasil memang tidak pernah berhenti menelurkan pesepakbola bertalenta. Mulai dari Pele, Romario, Zico, Ronaldo, Ronaldinho, Roberto Carlos, Neymar Jr, dan kini Vinicius Jr.
Namun dari nama-nama tersebut harusnya terselip sosok Adriano Leite. Pasalnya Adriano memang sempat digadang-gadang bakal menjadi salah satu pemain Brasil yang menggemparkan dunia.
Ya, Adriano memang bisa dikatakan memiliki kemampuan komplet. Mulai dari postur badan yang bagus, kemampuan lari yang mumpuni, namun kekuatan terbesar Adriano ada pada kaki kirinya yang mampu melepaskan tembakan keras.
Akan tetapi sayangnya karena beberapa hal, Adriano gagal benar-benar menjadi pesepakbola terbaik di dunia. Bahkan Adriano berujung menjadi anggota kriminal, karena lingkungan yang buruk.
Awal Karier Adriano
Adriano mengawali kiprahnya sebagai pesepakbola profesional dengan bermain di klub Liga Brasil, yakni Flamengo. Adriano mendapatkan kontrak profesionalnya setelah menunjukkan performa mengesankan di junior klub berjuluk Malvadao tersebut.
Bersama Flamengo, Adriano pun menunjukkan performa gemilang dan langsung menembus skuad utama. Pada musim pada perdananya, Adriano langsung menjadi andalan untuk lini serang Flamengo.
Bahkan hanya butuh 1 musim saja bagi Adriano untuk bisa menembus kompetisi Eropa. Tidak tanggung-tanggung klub yang merekrut Adriano kala itu adalah raksasa Liga Italia, yakni Inter Milan.
Bakat alami Adriano tercium oleh Inter Milan, dan membuat manajemen klub berjuluk Nerazzurri itu rela mengeluarkan uang sebesar 13 juta euro (Rp214 miliar), demi menggaet pemain yang kala itu berusia 19 tahun tersebut.
Baca Juga: Kisah Diego Maradona yang Mengaku Pernah Diculik Alien Selama 3 Hari!
Memulai Peruntungan di Eropa
Adriano resmi pindah ke Inter pada musim panas 2001. Namun awal karier Adriano di Inter kurang begitu berjalan mengesankan, lantaran hanya mampu mencetak 1 gol dari 17 pertandingan.
Hal tersebut pun membuat manajemen Inter akhirnya meminjamkan Adriano ke sesama tim Liga Italia, yakni Fiorentina. Di Fiorentina, Adriano nampak mulai beradaptasi dengan gaya sepak bola Italia.

Adriano berhasil mencatatkan namanya sebanyak enam kali dari 17 pertandingan. Meski berhasil menampilkan performa impresif, masa peminjaman Adriano di Fiorentina tidak diperpanjang.
Inter Milan pun memutuskan untuk meminjamkan Adriano ke klub Liga Italia lainnya, yakni AC Parma. Nah, di Parma-lah nama Adriano mulai dikenal oleh para pecinta sepak bola Eropa.

Selama dua musim bermain di Parma, Adriano benar-benar munjukkan kebintangannya. Berduet dengan sesama penyerang muda asal Rumania, yaitu Adrian Mutu, Adriano menjelma sebagai penyerang papan atas di Liga Italia.
Adriano sendiri melewati dua musim bersama Parma dengan performa gemilang. Bahkan Adriano berhasil mencatatkan 23 gol dari 37 penampilan bersama klub berjuluk I Gialloblu tersebut.
Jadi Mesin Gol Inter Milan
Berkat penampilan impresif tersebut, membuat Parma pun mencoba untuk memboyong Adriano secara permanen pada bursa transfer musim panas 2004. Namun tawaran Parma merekrut Adriano secara permanen ditolak Inter.
Bahkan, manajemen Inter memutuskan untuk membawa kembali Adriano ke Stadio Giuesppe Meazza pada bursa transfer musim panas 2004. Keputusan itu diambil Inter, dengan harapan Adriano bisa jadi bintang baru mereka.

Berkat pengalaman didapatkan selama bermain untuk Parma, kiprah Adriano di Inter tak seperti pada awal kariernya. Ya, Adriano mampu benar-benar menjadi andalan lini serangan Inter usai sekembalinya dari Parma.
Adriano berhasil mencetak 28 gol dari 42 penampilan pada 'debut' keduanya bersama Inter di musim 2004/2005 Catatan itu membuat Adriano pun langsung mencuri perhatian para penggemar Inter, dan menjulukinya L'Imperatore alias sang Kaisar.
Ketajaman pada musim lalu tersebut membuat banyak pihak percaya jika Adriano benar-benar akan jadi mesin gol untuk Inter di musim 2005/2006. Namun ada sebuah momen yang akhirnya merusak impian Adriano untuk jadi pemain legenda di Inter.
Momen tersebut terjadi pada pertengahan musim 2005/2006, yang mana Adriano mendapatkan kabar duka dari sang ayah yang meninggal dunia. Kehilangan sang ayah benar-benar jadi pukulan untuk Adriano.
Baca Juga: Kisah Tragedi Munich, Kecelakaan Pesawat yang Menewaskan 8 Pemain Manchester United
Titik Kehancuran Karier Adriano
Kehilangan ayah membuat Adriano seperti kehilangan tujuan dalam bermain sepak bola. Performa Adriano pun mulai menurun, dan ia sudah mulai kehilangan sentuhannya sebagai penyerang papan atas.
Kehidupan malam, wanita, dan pesta mulai melekat dalam kehidupan Adriano pasca sang ayah meninggal. Hal itu pula yang membuat kondisinya fisiknya tak sebagus sebelumnya.
Awalnya, manajemen Inter sempat bersabar untuk menunggu Adriano kembali ke bentuk performa terbaiknya. Namun Adriano yang haus akan gol dalam setiap pertandingan benar-benar sudah hilang.

Hingga akhirnya, manajemen Inter menyerah dengan meminjamkan Adriano ke klub Liga Brasil, Sao Paolo. Bersama Sao Paolo, performa Adriano juga tidak kunjung membaik sebagai penyerang.
Manajemen Inter pun akhirnya menyudahi kerja sama dengan Adriano pada musim panas 2009. Adriano pun memilih untuk 'pulang kampung' ke Brasil dan bermain di klub yang membesarkan namanya, yaitu Flamengo.
Di Flamengo, Adriano sempat kembali bangkit hingga akhirnya kembali dipinang klub Liga Italia lagi, yaitu AS Roma. Sayang di Roma juga Adriano kembali gagal menunjukkan performa gemilang.
Adriano pun memutuskan untuk kembali bermain di Liga Brasil, Corinthians. Akan tetapi, Adriano benar-benar kehilangan sentuhannya sebagai penyerang hebat hingga akhirnya ia pun jadi 'kutu loncat' dengan bermain di berbagai klub.
Adriano bahkan sempat membuat kejutan kala tiba-tiba muncul kabar jika ia bergabung dengan organisasi kriminal. Bahkan foto-foto Adriano memegang senjata laras panjang viral di sejumlah platform media massa.

Adriano memutuskan untuk benar-benar menyelesaikan kariernya sebagai pesepakbola profesional pada 2016. Meski perjalanan kariernya tidak seberuntung pemain Brasil lainnya, induk sepak bola Brasil tetap memberikan penghargaan atas dedikasinya.
CBF (PSSI-nya Brasil) memasukkan nama Adriano ke dalam Walk of Fame yang berada di luar Stadion Maracana. Sang Kaisar pun tak kuasa menahan air mata haru ketika mengetahui namanya masuk dalam daftar kehormatan tersebut.
Nah, berikut adalah kisah pilu yang pernah dialami oleh Adriano sebagai pesepakbola profesional. Dari ini kita bisa belajar, jika kehilangan orang yang dicintai benar-benar dapat mengubah apa yang sudah kita bangun.
Artikel Menarik Lainnya: