Kisah Tragis Kecelakaan Pesawat yang Tewaskan Hampir Seluruh Skuad Klub Brasil Chapecoense

- Rabu, 8 Maret 2023 | 11:06 WIB
Rombongan skuad Chapecoense menuju Kolombia untuk melakoni partai puncak Copa Sudamericana. (BBC News)
Rombongan skuad Chapecoense menuju Kolombia untuk melakoni partai puncak Copa Sudamericana. (BBC News)

Sebuah tragedi kecelakaan pesawat dialami oleh klub Liga Brasil, yakni Chapecoense, pada 28 November 2016. Bahkan hampir seluruh skuad Chapecoense menjadi korban tewas atas kecelakaan pesawat tersebut.

Total 71 dari 77 penumpang jadi korban tewas insiden ini, sebayak 20 diantaranya merupakan anggota Chapecoense, yaitu 19 pemain dan satu pelatih. Sekitar 21 wartawan yang juga ikut penerbangan turut kehilangan nyawa dan hanya enam penumpang saja yang selamat.

Kecelakaan pesawat yang dialami oleh Chapecoense menjadi salah satu tragedi sepak bola yang paling memilukan sepanjang sejarah. Terlebih melihat banyak pesepak bola yang menjadi korban.

Lantas seperti apa kronologi kecelakaan pesawat yang dialami oleh Chapecoense? Lalu apa yang jadi penyebab kecelakaan pesawat tersebut terjadi? INDOZONE pun akan coba menjelaskan secara lengkap terjadinya insiden ini.

Kronologi Kejadian

Sebanyak 21 rombongan Chapecoense, termasuk pemain dan jurnalis melakukan perjalanan menuju Medellin, Kolombia, untuk menjalani pertandingan final Copa Sudamericana musim 2016 melawan sesama klub Brasil, yaitu Atletico Mineiro.

Untuk mencapai Medellin, rombongan Chapecoense mencarter sebuah pesawat dari perusahaan penerbangan LaMia flight 2933. Pada awalnya tidak ada yang aneh dengan perjalanan yang dijalani oleh Chapecoense.

-
Rombongan skuad Chapecoense menuju Kolombia untuk melakoni partai puncak Copa Sudamericana. (BBC News)

Akan tetapi kejadian menjadi mencekam, ketika pilot pesawat LaMia Flight 2933 meminta izin untuk melakukan pendaratan darurat kepada pengatur lalu lintas udara Bandara Internasional Jose Maria Cordova, Kolombia, karena kehabisan bahan bakar.

Namun saat itu pihak bandara meminta agar pesawat yang ditumpangi skuad Chapecoense, yakni LaMia 2933, untuk mengantri. Pasalnya pada saat bersamaan, ada pesawat lain yang akan melakukan lepas landas.

Baca Juga: Kisah Tragedi Estadio Nacional Peru, 328 Orang Meregang Nyawa di Lapangan Sepakbola

Kehabisan Bahan Bakar Jadi Penyebab Kecelakaan

Situasi tersebut pun membuat pilot LaMia Flight 2933, yakni Miguel Quiroga, menjadi semakin panik. Terlebih setelah melihat adanya kegagalan listrik yang disebabkan kekurangan bahan bakar.

Menurut penuturan salah satu korban selamat, Erwin Tumiri, yang juga seorang pramugara LaMia flight 2933, ia menjelaskan jika terjadi getaran hebat sebelum pesawat yang ditumpanginya mengalami kecelakaan.

-
Penampakan pesawat LaMia 2933 yang ditumpangi skaud Chapecoense usai mengalami kecelakaan. (BBC News)

"Kami diberitahu akan mendarat dengan normal. Saya saat itu sedang berbicara dengan pelatih Chapecoense, Caio Junior. Iia mengajarkan saya berbahasa Portugis. Saya kemudian memberitahu semuanya untuk memakai sabuk pengaman karena akan mendarat," jelas Tumiri, pada saat diwawancarai oleh stasiun televisi, Globo, beberapa waktu lalu.

"Semua orang berada di tempat duduk masing-masing. Tapi lampu mulai padam dan pesawat mulai bergoncang. Saya pikir itu hanya getaran yang biasanya terjadi pada pendaratan biasa, tapi ternyata tidak. Saya mendengar suara `vroom vroom`. Saya tidak mengingat apa yang terjadi setelahnya karena setelah saya bangun, saya berada di tanah," lanjutnya.

-
Penampakan pesawat LaMia 2933 yang ditumpangi skaud Chapecoense usai mengalami kecelakaan. (BBC News)

Karena kehabisan waktu dan bahan bakar, membuat LaMia flight 2933 pun akhirnya terjatuh di sebuah bukit dekat Medellin. Badan pesawat terbelah menjadi dua bagian, dan sebanyak 71 dari 77 penumpang menjadi korban tewas.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X