Bersinar bersama Timnas Maroko di Piala Dunia 2022, Achraf Hakimi sebetulnya memiliki kesempatan untuk memperkuat Spanyol. Ayah Hakimi, Hassan, lantas mengungkapkan mengapa anaknya lebih memilih membela Maroko ketimbang Spanyol.
Ayah dan ibu Hakimi sejatinya adalah orang Maroko asli. Namun, Hakimi lahir di Madrid, Spanyol, dan tumbuh besar di sana. Maka dari itu, Hakimi juga memegang paspor Spanyol.
Bakat sepak bola Hakimi sudah terlihat sejak ia masih anak-anak. Bahkan, Hakimi sempat menjadi rebutan dua klub raksasa Madrid, yakni Ateltico Madrid dan Real Madrid.
“Dia melakukan trial untuk Atletico, mereka ingin merekrutnya. Mereka memberinya kontrak, tetapi kami mengatakan tidak karena minggu itu kami mengadakan pertemuan dengan Real Madrid. Saya lebih suka dia menandatangani kontrak dengan Real Madrid,” kata Hassan, dilansir dari Football Espana.
Lebih lanjut Hassan membeberkan bahwa ia tak pernah memaksa Hakimi untuk membela Maroko. Ia memberi kebebasan kepada putranya tersebut untuk menentukan pilihan perihal negara mana yang ingin ia bela.
Baca Juga: Kawan Jadi Lawan, Ini Rekan Seklub yang Akan Musuhan di Final Piala Dunia 2022
“Saya memberi anak saya kebebasan. Saya berterima kasih kepada Spanyol untuk semuanya, saya tidak pernah mengatakan hal buruk tentang Spanyol. Tapi saya lebih suka dia bermain dengan Maroko,” sebut Hassan.
Pada akhirnya, Achraf Hakimi lebih memilih Maroko ketimbang Spanyol. Hakimi pasalnya merasa lebih condong ke akar Marokonya. Padahal menurut sang ayah, Hakimi juga sudah cocok untuk menjadi orang Spanyol karena sejak kecil tinggal di negara tersebut.
Baca Juga: Belum Juga Juara Piala Dunia 2022, Timnas Prancis Sudah Gelar Pesta
“Ketika kita turun, kita melihat orang-orang mengenal kita. Mereka memberi tahu kami, ‘Jangan konyol, datang ke negara Anda untuk melihat akar Anda.’ Anak saya lahir di sini, tumbuh di sini ... dia berbicara bahasa Spanyol dan terasa seperti orang Spanyol,” terang Hassan.
Timnas Maroko telah mengukir cerita yang luar biasa di Piala Dunia 2022. Mereka mencatatkan sejarah sebagai negara pertama asal Afrika yang mampu menembus babak semifinal Piala Dunia.
