INDOZONE.ID - Timnas Indonesia akan menjalani pertandingan uji coba melawan salah satu negara asal Benua Afrika, yakni Burundi. Skuad berjuluk Garuda tersebut akan menjalani dua laga uji coba kontra Burundi tepatnya pada Sabtu (25/3/2023) dan Selasa (28/3/2023) malam WIB.
Bahkan Burundi sendiri sudah tiba di Indonesia beberapa hari lalu, dan telah menjalani sesi latihan perdana mereka di Tanah Air. Dalam skuad yang dibawa Burundi untuk melawan Timnas Indonesia, terselip nama Saido Berahino.
Bagi penggemar Liga Inggris, nama Berahino sendiri tidak terlalu asing. Terlebih Berahino sempat digadang-gadang menjadi salah satu penyerang papan atas di Liga Inggris kala masih berseragam West Bromwich Albion (WBA).
Akan tetapi perjalanan karier Berahino tidak mulus. Berahino gagal memenuhi ekspektasi banyak pihak hingga akhirnya gagal memaksimalkan bakat yang dimilikinya untuk menjadi pesepakbola handal.
Lantas seperti apa perjalanan karier Berahino dari diprediksi jadi mesin gol di Liga Inggris hingga gagal memaksimalkan bakatnya? INDOZONE pun akan memaparkan perjalanan karier Berahino tersebut.
Baca Juga: Gara-gara Gunakan HP untuk Jadi VAR, Wasit Liga Mesir Ini Justru Dijatuhi Hukuman
Awal Karier Berahino sebagai Pesepakbola Profesional
Berahino kecil bersama sang ibunda memutuskan untuk merantau dari negara kelahirannya, yakni Burundi, ke Inggris. Hal itu dilakukan mereka demi menyelamatkan diri karena adanya perang saudara yang pecah di Burundi sejak 1993 hingga 2005.
Setiba di Inggris, Berahino kecil lalu didaftarkan sang ibu untuk mengikuti trial bersama akademi sepak bola WBA. Tanpa menemukan kesulitan berarti, Berahino lolos dari trialnya bersama akademi WBA.

Bersama WBA jugalah Berahino menunjukkan bakatnya sebagai calon pesepakbola bintang di masa depan. Pada 2014, Berahino pun promosi ke tim utama WBA setelah menunjukkan performa gemilang di skuad kategori umur dengan mencetak 25 gol dari 48 penampilan.
Berahino Tunjukkan Ketajamannya Bersama WBA
Perjalanan karier Berahino bersama WBA pun terbilang sangat mengesankan. Ya, Berahino berhasil menyumbangkan 23 gol serta 3 assist dari 105 pertandingan yang dijalaninya bersama WBA.
Berkat performa apik itu, Berahino pun mulai mencuri perhatian banyak pihak. Bahkan tidak sedikit pengamat sepak bola saat itu memprediksi jika Berahino akan menjelma sebagai salah satu mesin gol di Liga Inggris.

Selain itu, Berahino juga mendapatkan kesempatan dipanggil oleh Timnas Inggris pada 2017. Namun pelatih Timnas Inggris saat itu, yakni Roy Hodgson sama sekali tak memberikan waktu bermain untuk Berahino.
Performa impresif Berahino pun membuatnya mendapatkan ketertarikan dari beberapa tim papan atas Liga Inggris. Terhitung Manchester United, Manchester City, Liverpool, dan Chelsea jadi klub yang sempat ngotot merekrutnya.
Baca Juga: Kisah Mathieu Flamini, Eks Arsenal yang Jadi Miliarder Usai Temukan Bahan Pengganti Minyak
Kejatuhan Karier Berahino
Namun Berahino justru lebih memilih bergabung dengan tim papan tengah Liga Inggris lainnya, yakni Stoke City, sebagai klub berikutnya. Ya, Berahino bergabung dengan Stoke City pada bursa transfer musim dingin 2017.
Keputusan Berahino pindah ke Stoke City menjadi awal dari petaka kejatuhan kariernya. Ya, bersama Stoke City, Berahino nampak kesulitan untuk bisa menemukan ketajamannya seperti saat bermain untuk WBA.

Bahkan Berahino harus rela melewati musim debutnya bersama Stoke City dengan tak mampu mencetak gol. Terhitung, Berahino hanya mampu mencetak 5 gol dan 2 assist bagi Stoke City di semua kompetisi hingga musim 2018/2019.
Gagal bersama Stoke City, Berahino pun menyoba peruntungan di Liga Belgia dengan bermain di Zulte Waregem. Namun kembali, Berahino benar-benar kehilangan sentuhannya sebagai penyerang handal dan gagal tampil tajam bersama Zulte Waregem.

Usai dua tahun berkarier di Liga Belgia, Berahino coba kembali ke Inggris dengan bermain di klub kasta ketiga, yakni Sheffield Wednesday. Namun Berahino tak mampu tampil impresif hingga akhirnya kontraknya tak diperpanjang pada akhir musim 2021/2022.
Kini Berahino pun tengah menjalani karier bersama klub kasta tertinggi Liga Siprus, yakni AEL Limassol. Di klub tersebut, Berahino tengah berharap untuk bisa kembali menunjukkan ketajamannya seperti dulu kala.
Nah, berikut adalah kisah pilu perjalanan karier Berahino yang benar-benar bisa langsung terpuruk dalam kurun waktu yang sangat singkat dari masa kejayaannya. Semoga cerita Berahino ini bisa jadi pembelajaran untuk kita semua ya guys!
Artikel Menarik Lainnya: