Usai laporannya mengenai kecurangan di Liga 3 antara PSN Ngada melawan Putra Sunan Giri (PSG) tidak mendapat tanggapan memuaskan dari PSSI, muncul dua petisi mengenai kasus ini.
Petisi pertama yang dibuat muncul di laman change.org dibuat oleh PSN Ngada Fans Club. Petisi ini ditujukan kepada Presiden Joko Widodo dengan judul 'Kupas Tuntas Mafia Bola di Liga 3 PSG vs PSN Ngada'.
Dalam petisi tersebut PSN Ngada Fans Club memohon agar panitia Liga 3 diberikan hukuman berat karena dengan sengaja melakukan kerugian kepada klub.
"Kami minta bapak Presiden turun tangan untuk membongkar mafia sepak bola ini. Sekali lagi mohon Bapak Presiden menghukum panitia Liga 3 Nasional atas kasus rekayasa ini," tulis PSN Ngada Fans Club.
Petisi kedua dibuat oleh Ventjelo Zavier yang ditujukan kepada Satgas Anti Mafia Bola dengan judul 'Keadilan Atas Hukuman Denda Terhadap Tim PSN Ngada di Liga 3 Nasional 2019 Grup F.'
"Pihak terkait dalam hal ini PSSI dan Satgas Anti Mafia Bola melakukan investigasi dan memberikan hukuman atas dasar keadilan dan berdasarkan fakta yang telah terjadi," tulis Ventjelo.
Kasus ini mencuat setelah klub sepak bola asal Kabupaten Ngada, Flores, NTT mengajukan protes karena menerima sanksi yang diberikan oleh Panitia Dispilin PSSI karena dianggap telah memainkan pemain yang sudah terkena akumulasi kartu kuning, pada pertandingan sebelumnya saat melawan Gaspa 1958 Palopo yang bernama Kiken Mentinus Wea.
Atas kejadian itu, Ketua Panitia Disiplin, Hasdiansyah memutuskan menghukum PSN Ngada dengan kekalahan 0-3 dari tim Putra Sinar Giri (PSG) ditambah denda Rp30 juta dan pengurangan 3 poin.
Padahal menurut laporan, dan rekaman pertandingan PSN melawan Gaspa, pemain yang dimaksud sama sekali tidak mendapatkan hukuman kartu kuning.
