Barcelona masih memiliki satu kesempatan untuk kembali memiliki Lionel Messi. Lantas, kenapa kesempatan tersebut tidak diambil?
Salah satu kenyataan yang masih sulit diterima yakni Messi benar-benar meninggalkan Barcelona. Messi yang telah membela Barca selama 20 tahun lebih merupakan ikon klub Catalan tersebut.
Barca bersikeras mereka terpaksa melepas La Pulga karena kendala keuangan.
Namun, presiden La Liga Javier Tebas mengungkapkan kepada La Vanguardia pada hari Minggu kemarin bahwa ada tawaran yang diajukan untuk Barcelona bulan lalu yang bertujuan untuk membantu kesulitan keuangan klub.
Menurut Tebas, mereka "makan malam" dengan para eksekutif Barcelona, ??termasuk presiden klub Joan Laporta pada "14 Juli."
Baca Juga: Gagal Setim di Barcelona, Aguero ke Messi: Semua yang Terbaik Untukmu Teman
Dalam pertemuan tersebut, Tebas dan perwakilannya "membahas dan menyampaikan" rincian "perjanjian CVC" ke Barca.
Perjanjian tersebut mengamankan dana sebesar 2,7 miliar euro atau setara Rp45,6 triliuan yang merupakan investasi ke La Liga. Sementara "15 persen" di antaranya dapat digunakan sebagai anggaran untuk penandatanganan dan gaji pemain.
Oleh karena itu, investasi itu akan memberi Barcelona tambahan 40 juta euro atau setara Rp676 miliar yang bisa sangat membantu dalam mengontrak kembali Messi.
Pada saat itu, Tebas mengungkapkan bahwa Barcelona sangat antusias untuk memperbarui kontrak Messi. Tetapi perubahan sikap Laporta yang tiba-tiba tentang masalah ini mungkin telah menyebabkan runtuhnya kesepakatan, dan bukan karena masalah “Financial Fair Play".
Bertentangan dengan apa yang dikatakan Tebas, Laporta bersikeras dalam konferensi pers pada hari Jumat bahwa Barcelona melakukan segala yang mereka bisa untuk mempertahankan Messi. Tetapi status keuangan klub dan aturan La Liga saat ini telah membuat mereka berpisah.
"Memperbarui kontrak Messi membawa risiko tertentu, tetapi kami tidak dapat menempatkan klub pada risiko yang lebih besar,” kata Laporta kepada wartawan.
“Anda harus mengesampingkan perasaan, Anda harus melihat angka dengan kepala dingin. Kami ingin La Liga menjadi lebih fleksibel, tetapi ini bukan alasan. Kami tahu aturan dan apa yang tersisa dari dewan sebelumnya membuat kami itu semua tidak mungkin.”
"Klub berada di atas segalanya, bahkan pemain terbaik di dunia."
