Beredar video oknum polisi membentak suporter Arema FC yang meminta kepada mereka untuk berhenti menembakkan gas air mata ke tribun. Pasalnya, gas air mata tersebut membuat suporter di tribun sesak hingga akhirnya banyak yang meninggal dunia.
Sebagaimana diketahui, laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022-2023 berujung rusuh. Suporter Arema FC menyerbu masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan lantaran Singo Edang kalah 2-3 dari Persebaya pada pertandingan yang berlangsung Sabtu (1/10/2022) malam WIB itu.
Namun, keadaan menjadi semakin chaos ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke tribun penonton. Mereka yang ada di tribun sontak berebut berlarian keluar karena merasa sesak dengan gas air mata yang ditembakkan.
Melihat situasi tersebut, seorang suporter menghampiri petugas keamanan untuk meminta menghentikan tembakan gas air mata. Namun, yang didapat oleh pria tersebut justru bentakan.
Salah satu nawak saya, turun kelapangan baik2 berbicara tentang jangan gunakan gas air mata di tribun karena ada anak kecil yg terkena imbas, lalu apa yg dia dapatkan? Bentakan, pukulan untuk keluar lapangan!@Tidakpernahtua @lapangan_hi7au @rodrigosantono @OngisnadeNet pic.twitter.com/wxLms9SnNA
— iqbal.adilah (@adilah_iqbal) October 3, 2022
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Coreng Muka Sepak Bola Indonesia, Ini Tuntutan Menpora ke PSSI
Tidak hanya itu, berdasarkan pengakuan suporter tersebut, ia juga mendapat pukulan dari pihak keamanan. Pada akhirnya, banyak orang yang meninggal dunia karena sesak napas akibat gas air mata.
Banyak juga suporter yang terinjak-injak saat berebut keluar dari tribun. Total, lebih dari 130 orang dikabarkan meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan ini.
Baca Juga: Viral Video Aremania Desak-desakan di Pintu Keluar dalam Tragedi Kanjuruhan
Angka tersebut menjadikan tragedi ini sebagai yang terbesar kedua dalam sejarah sepak bola. Korban jiwa dalam peristiwa nahas ini melebihi tragedi Hillsborough yang menewaskan 96 orang.