Awal mula Medina Zein menyebut Marissya Icha sebagai ani-ani, terungkap dalam sidang lanjutan dugaan pencemaran nama baik di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). Hal itu terungkap dari keterangan saksi bernama Samira Mustofa, yang dihadirkan oleh jaksa penuntut umum (JPU).
Samira hadir dalam persidangan tersebut secara virtual, melalui aplikasi zoom. Ini lantaran dirinya berada di Malang, Jawa Timur.
Menurut Samira Mustofa, perseteruan Medina Zein dan Marissya Icha bermula saat dirinya berupaya menagih utang pada Medina Zein. Samira membutuhkan uang miliknya segera, karena bisnis suaminya tengah mengalami kendala.
"Awalnya suami saya mengalami masalah keuangan terkait umrah haji travel. Saat itu saya dibantu Marissya Icha untuk menuntut uang yang menjadi hak saya (pada Medina Zein)," kata Samira Mustofa, Senin (22/8/2022).
Upaya penagihan utang tersebut dilakukan Samira Mustofa melalui media sosial. Namun bukannya mendapat respons positif, dirinya justru menerima ancaman dari Medina Zein.
"Saya sempat diancam sama Ibu Medina setiap hari, mental saya yang kena. berpengaruh pada mental saya," kata Samira.
Akhirnya, lanjut dia, Medina Zein bersedia untuk membayarkan utangnya. Hanya saja, Medina meminta pelunasan dilakukan secara bertahap alias dicicil, yang ditolak oleh Samira Mustofa.
Dari situ, Samira pun meminta bantuan pada Marissya Icha untuk menagih utang pada Medina Zein. Namun Marissya Icha justru mendapat respons tak menyenangkan dari Medina Zein.
"Saya cuma minta bantuan, tapi malah Marissya Icha dikata-katain," kata Samira.
"Saya enggak tahu persisnya gimana, tapi saya lihat di media sosial ngatain Marissya Icha ani-ani," katanya menambahkan.
Artikel Menarik Lainnya:
