Edy Khemod 'Tampol' Polisi usai Bilang Gas Air Mata di Kanjuruhan Sesuai Prosedur

- Minggu, 2 Oktober 2022 | 15:00 WIB
Edy Khemod drummer band Seringai mengkritik pernyataan polisi yang menyebut penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan sesuai prosedur. (Instagram/@edykhemod)
Edy Khemod drummer band Seringai mengkritik pernyataan polisi yang menyebut penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan sesuai prosedur. (Instagram/@edykhemod)

Drummer grup band Seringai, Edy Khemod, mengkritik tindakan aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata ke tribun penonton di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam. Edy pun 'menantang' pihak-pihak yang membenarkan polisi di laga lanjutan Liga 1 2022-2023 tersebut.

"Yang membenarkan polisi nembak gas air mata ke tribun, fight me," kata Edy Khemod dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Jokowi Minta Menkes Pastikan Korban Luka Insiden Kanjuruhan Dapat Pelayanan Terbaik

Pemilik nama asli Edy Susanto itu pun mengunggah sebuah artikel berita berisi pernyataan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, yang menyebut tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi akibat ulah suporter yang merangsek ke lapangan. Irjen Nico menyebut tindakan polisi menembakkan gas air mata sudah sesuai prosedur.

Menanggapi berita tersebut, Edy Khemod mengunggah sebuah meme yang menunjukkan seekor monyet menampol polisi. Musikus sekaligus sutradara itu kemudian mengunggah tangkapan layar aturan federasi sepak bola dunia, FIFA, yang melarang penggunaan gas air mata untuk mengendalikan massa di lapangan hijau.

"Untuk yang masih ngotot soal penggunaan gas air mata saat penanganan massa di pertandingan sepak bola. Aturan FIFA," katanya.

Baca Juga: Gas Air Mata Dilarang FIFA, DPD RI: Apa Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata ke Tribun?

Hal yang sama disoroti Indonesia Police Watch (IPW). Menurut Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso, penggunaan gas air mata oleh polisi justru membuat para penonton yang berjumlah ribuan menjadi panik.

"Akibatnya banyak penonton yang sulit bernapas dan pingsan sehingga banyak jatuh korban yang terinjak-injak di sekitar Stadion Kanjuruhan Malang," katanya.

Diketahui, insiden maut yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang diawali dari pertandingan Arema melawan Persebaya yang dimenangkan oleh Persebaya. Suporter Arema yang kecewa, merangsek memasuki lapangan hingga polisi akhirnya melepas gas air mata.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X