Ayah Taqy Malik, Mansyardin Malik membantah dengan tegas jika dirinya melakukan pemaksaan kepada istri sirinya, Marlina Octoria untuk berhubungan seks saat haid.
Hal itu diungkap oleh Mansyardin sendiri baru-baru ini, didampingi oleh kuasa hukumnya.
"Itu saya katakan itu tidak benar sama sekali," kata Mansyardin membantah telah melakukan seks anal ke Marlina.
Mansyardin menceritakan, Marlina sudah meninggalkan rumahnya pada tanggal 1 September 2021, sembari membawa baju. Usai meninggalkan rumah, Marlina meminta Mansyardin untuk mengirimkan sisa bajunya.
Baca juyga: Pernikahan Ayah dan Marlina Kandas, Taqy Malik: Surga Saya Dibawah Telapak Kaki Ibu
Tepat pada tanggal 6 September 2021, Mansyardin membawakan sisa baju Marlina yang tertingal di rumahnya. Di hari itu pulalah, Mansyardin menjatuhkan talak kepada Marlina.
"Saya terus terang, tanggal 1 dia meninggalkan rumah, tanggal 6 saya datang ke sana, saya menjatuhkan talak ke dia secara lisan berdua dengan dia," sambungnya.
Mansyardin blak-blakan mengaku bingung dengan pernyataan Marlina ketika menggelar konferensi pers. Rasa bingungnya semakin memuncak saat Marlina mengatakan bahwa ada hasil visum akibat seks anal yang dilakukan Mansyardin.
"Yang saya agak bingung itu, tanggal 12 September itu tiba-tiba dia melakukan press conference di salah satu kafe, justru saya diberitahu rekan wartawan. Begitu saya lihat videonya saya kaget. Bahkan yang saya agak bingung itu ada hasil visum segala," terangnya.
Padahal kata Mansyardin, dirinya sudah berpisah dengan Marlina kurang lebih setengah bulan. Inilah yang membuat Mansyardin bingun, kenapa ada hasil visum.
"Padahal dia berpisah dengan saya itu sudah setengah bulan, dari tanggal 1 sampai tanggal 12. Itu yang membuat saya bingung, ini visum yang mana," pungkasnya.
Sebelumnya, Marlina yang didampingi kuasa hukumnya menjelaskan bahwa ia mengalami cedera fisik di bagian anal akibat dari perilaku penyimpangan seksual Mansyardin.
Marlina sendiri sudah menolak keinginan Mansyardin untuk berhubungan seks saat haid, namun Mansyardin mengatakan bahwa ada sebagian ulama yang menghalalkan.
