Dilaporkan ke Polisi, Budi Dalton Berulang Kali Klarifikasi: Minta Maaf dan Ngaku Salah

- Sabtu, 19 November 2022 | 18:35 WIB
Budi Dalton telah menyampaikan permintaan maaf terkait ucapannya menyebut miras sebagai minuman Rasulullah yang membuatnya dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama. (Instagram/@artgram)
Budi Dalton telah menyampaikan permintaan maaf terkait ucapannya menyebut miras sebagai minuman Rasulullah yang membuatnya dilaporkan ke polisi atas dugaan penistaan agama. (Instagram/@artgram)

Budi Dalton ternyata sudah berulang kali menyampaikan klarifikasi terkait ucapannya yang dianggap menista agama. Dalam sejumlah video, dia menyampaikan permintaan maaf dan mengakui kesalahannya.

Dalam salah satu video, Budi Dalton mengatakan video dirinya yang menyebut miras sebagai minuman Rasulullah dibuat sekitar 3 tahun lalu. Video tersebut kembali viral setelah potongannya diunggah salah satu akun TikTok, hingga ia dilaporkan ke polisi.

"Video itu saya buat kurang lebih 3 tahun lalu, dan saat itu juga saya sudah membuat beberapa klarifikasi," katanya dikutip Sabtu (19/11/2022).

Baca Juga: Sebut Miras Minuman Rasulullah 3 tahun Lalu, Budi Dalton Dilaporkan ke Polisi Seret Sule

Aktor berusia 50 tahun itu mengaku, dirinya tak bermaksud melakukan penistaan agama. Dia menyebut ingin menghilangkan dogma negatif dan mengubahnya menjadi hal positif. Hanya saja, Budi Dalton mengakui contoh yang dia sebutkan kurang tepat.

"Video ini bukan pembenaran. Saya bersalah dalam hal ini, dan saya mengakui kesalaha itu untuk tidak akan mengulanginya ke depan, dan ini mudah2an video klarifikasi terakhir saya," katanya.

Budi Dalton juga sempat menemui Ketua PWNU Jawa Barat KH. Juhadi Muhammad terkait hal tersebut. Dalam pertemuan tersebut, dia juga menyampaikan permintaan maaf dan mengakui kesalahannya.

Baca Juga: Deolipa Yumara Bakal Tuntut Orang yang Melaporkannya Dugaan Penistaan Agama

Menanggapi hal tersebut, Juhadi Muhammad berharap peristiwa tersebut menjadi pembelajaran bagi Budi Dalton. Ini karena masyarakat bisa menangkap maksud berbeda, tak seperti yang dimaksudkan oleh Budi Dalton.

"Ini sebagai pelajaran agar dapat memperbaiki narasi-narasi yang sebenarnya secara niatan tidak ada, tapi menurut publik kan dianggapnya salah," kata Juhadi Muhammad.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X