Nama crazy rich Jakarta Timur, Putra Siregar tengah ramai diperbincangkan, usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pengeroyokan bersama dengan artis Rico Valentino.
Putra dikenal sebagai sosok pengusaha yang kerap kali membagikan HP gratis kepada para pengikutnya.
Namun, keberhasilan Putra menjadi seorang pengusaha sukses tak didapatkan secara instan. Dia bahkan kabarnya pernah menjadi seorang pengamen.
Supaya lebih jelas, berikut ini Indozone rangkum sosok serta fakta menarik Putra Siregar.
1. Biodata Putra Siregar
Putra Siregar dilahirkan di Desa Gaharu, Kota Medan pada 23 Juni 1993. Pria yang beragama Islam ini telah menikah dengan Septia Yetri Opani dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Asyyifa Ramadhani Siregar, Muhammad Khalid Attar Siregar, dan Aisyah Siregar.
2. Hidup di jalanan
Jauh sebelum menjadi pengusaha sukses, Putra Siregar rupanya pernah hidup di jalanan. Dia bahkan menghabiskan waktu di luar jam sekolah dengan mengamen, menyemir sepatu, dan aktivitas lainnya untuk menyambung hidup.
Baca juga: Aktivitas Putra Siregar sebelum Jadi Tersangka, Bagi iPhone hingga Ajak Thariq-Fuji Umrah
Sering kali ia harus menahan lapar karena tak memiliki uang. Belum lagi dia harus menyisihkan biaya untuk pendidikannya.
3. Jadi pengusaha ponsel
Kerasnya kehidupan di jalanan tak membuat Putra menyerah begitu saja. Berawal dari jual ponsel bekas dengan sistem syaria sejak kuliah, Putra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses.
Usaha tersebut benar-benar ditekuninya hingga pada akhirnya bertemu dengan Atta Halilintar, yang kemudian menyarankannya untuk pergi ke Jakarta dan membuka bisnis yang sama.
Putra membuka toko ponsel pertamanya di daerah Condet setelah hijrah ke Jakarta. Usaha Putra untuk membranding toko miliknya tak sia-sia, hingga kini dikenal khalayak umum.
4. Raih penghargaan rekor MURI
Tahun lalu, istri Septia ini mendapatkan rekor MURI karena melaksanakan kurban dengan hewan terbanyak. Tahun 2020 silam, dia diketahui berkurban sebanyak 404 hewan.
5. Tersandung kasus hukum
Tahun 2020, Putra diketahui sempat berurusan dengan Ditjen Bea Cukai terkait dengan impor handphone. Dia dinilai memperjualbelikan barang yang tidak terdaftar resmi di sistem kepabeanan DJBC, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan.
