Penyanyi jebolan ajang pencarian bakat Mawar AFI, membeberkan tabiat buruk mantan babysitter atau pengasuh anak-anaknya, yang kini telah menikah dengan mantan suaminya, Steno Ricardo.
Mawar mengungkap, Susi bekerja sebagai babysitter di rumahnya hanya sebulan dua minggu. Setelah itu Susi memutuskan berhenti, karena alasan tidak enak terlalu dekat dengan anak-anak Mawar.
"Gimana bisa saya yang melahirkan, saya yang menyusui siang dan malam, itu bisa digantikan sama orang yang baru datang. Satu bulan kerja, off, masuk lagi bulan berikutnya, off, lalu cuma dua minggu. Itu yang saya enggak rela, itu yang bikin saya marah sekali," ujar Mawar AFI di kanal YouTube The Onsu Family seperti dikutip Indozone, Selasa (1/3/2022).
Mawar juga mengaku tidak habis pikir dengan keputusan Steno menikahi Susi. Kepada Mawar, Steno mengatakan Susi bisa menjaga dan menjadi panutan agama untuk anak-anaknya.
Baca juga: Mawar AFI Kaget Sampai Tahan Nafas saat Tahu Mantan Suami Menikah dengan Eks Babysitter
Padahal selama bekerja sebagai babysitter, Susi kerap lalai menjaga anak-anaknya, bahkan nyaris dioperasi.
"Anak saya nomor tiga kemasukan mote, plastik bola kecil untuk kalung itu. Kalungnya putus jadi masuk ke dalam hidung. Itu anaknya jerit-jerit. Saya pikir rongga hidungnya bengkak aja, pilek gitu," ungkap Mawar.
"Terus saya ke dokter besoknya. Saya syok saat saat dokter ngomong kalau bola plastik itu tidak nyangkut akan masuk ke laring, paru-paru, operasi. Itu cuma karena kelalaian satu orang," sambungnya.
Tak hanya itu, Mawar juga mengungkap bahwa dirinya lebih dulu bangun untuk salat Subuh dibanding mantan babysitternya itu.
"Ini yang saya bingung. Kalau dilihat dari bisa panutan dalam hal agama, maaf kalau saya harus buka, salat Subuh aja saya duluan. Hampir setiap hari saya bangun salat Subuh duluan, bahkan saya yang banguni suami saya," Mawar menjelaskan.
Lebih lanjut Mawar menegaskan, dirinya bukan tidak setuju Susi menjadi ibu sambung anak-anaknya karena status sosial, melainkan karena tidak kompeten untuk menjaga ketiga anaknya.
"Yang perlu digaris bawahi, bukan karena status sosial atau pekerjaan dia, tidak. Tapi karena orangnya udah, subjeknya aja. Saya enggak mau anak-anak saya diasuh sama orang yang pernah membahayakan nyawa anak saya. Ini saya berbicara bukan sebagai seorang wanita, tapi seorang ibu," sambungnya.
