Pelaku pencurian anjing milik Lady Gaga dijatuhi hukuman 21 tahun penjara. Hukuman tersebut dijatuhkan setelah pelaku, James Howard Jackson, menyampaikan pledoi atau nota pembelaan.
"Tuan Jackson harus bertanggungjawab atas tindakan kekerasan yang kejam untuk memberikan rasa keadilan bagi korban," demikian pernyataan resmi Kejaksaan Los Angeles dikutip dari Reuters, Rabu (7/12/2022).
James Howard Jackson tak dijatuhi hukuman 21 tahun penjara hanya karena mencuri anjing milik sang biduan. Ia dikenai pasal berlapis mulai dari pencurian dan perampokan berencana, percobaan pembunuhan, serta penyerangan dengan senjata api.
Baca Juga: Lady Gaga Disebut Cocok Banget Jadi Harley Quinn dan Bisa Beri Keajaiban untuk 'Joker 2'
Jackson melakukan penembakan terhadap karyawan Lady Gaga bernama Ryan Fischer, yang menjaga anjing milik sang diva. Saat berupaya mencuri anjing, Jackson beraksi dengan empat orang rekannya. Dalam bukti CCTV yang dihadirkan di persidangan, Jackson terlihat melakukan pemukulan, mencekik, hingga menembak Ryan Fischer dalam upaya merebut anjing-anjing yang dibawa Ryan.
Kawanan pencuri itu berhasil membawa dua anjing milik Lady Gaga setelah melukan Ryan Fischer. Satu anjing lain yang saat itu juga tengah diajak jalan-jalan oleh Ryan Fischer, berhasil kabur dan kembali dalam keadaan aman.
Baca Juga: Penelitian: Anjing Lebih Suka Mobil Listrik daripada Diesel, Kurangi Mabuk Perjalanan
Para pencuri mengaku mereka tidak mengetahui anjing-anjing yang dicuri merupakan milik Lady Gaga. Niat mereka mencuri anjing tersebut, karena tergiur harganya yang malah, mencapai ribuan dollar per ekor.
Setelah peristiwa pencurian yang mengakibatkan karyawannya terluka, Lady Gaga sempat membuat sayembara untuk mendapatkan kembali anjing miliknya. Dalam sayembara tersebut, Lady Gaga menyediakan imbalan senilai 500 ribu dollar atau setara Rp7 miliar, untuk orang yang menemukan dan mengembalikan anjing tersebut padanya.
Lucunya, salah seorang dari kawanan pencuri itu membawa anjing tersebut dan mengklaim imbalan. Namun perempuan bernama Jennifer McBride itu akhirnya diketahui bagian dari komplotan, dan menghadapi persidangan tahun depan.
