Untuk saat ini, para kru yang tergabung dalam projek pemecahan rekor kendaraan tercepat, Bloodhound LSR harus mengubur impiannya untuk sementara waktu. Ini dikarenakan projek tersebut terancam gagal karena masalah finansial yang menimpa mereka.
Padahal, para kru pengembangan Bloodhound LSR sudah sempat lakukan serangkaian pengujian di Afrika Selatan pada 2019 lalu. Selain itu, tim Bloodhound LSR berencana untuk melakukan pemecahan rekor kendaraan darat terkencang di 2021 ini.
Atas masalah ini, pimpinan proyek Bloodhound LSR, Ian Warhust berkata mundur dari posisinya dan berencana untuk menjual proyek ini ke investor lain yang berminat. Langkah ini dilakukan seiring dengan situasi pandemi COVID-19 yang membuat ekonomi seluruh dunia terdampak, termasuk proyek Bloodhound LSR.
"Ketika saya berkomitmen untuk menguji proyek ini pada 2019, saya mengalokasikan dana yang cukup besar agar tujuan saya tercapai. Itu saya lakukan dengan dasar adanya dana cadangan untuk melanjutkan proyek Bloodhound LSR," ungkap Ian melansir Bloohoundlsr.com.
Ian melanjutkan, pandemi COVID-19 menghantam seluruh perekonomian di dunia serta membuatnya harus menunda pemecahan rekor yang seharusnya dilakukan 2020 lalu. Meski sudah ditunda hingga 12 bulan, pandemi COVID-19 ternyata masih belum membaik dan masalah finansial dalam pengembangan pun muncul.
"Satu-satunya jalan adalah menutupnya dan menjual proyek ini agar saya bisa menyerahkan tanggung jawab pengembangan pada investor berikutnya. Dengan begitu, orang yang benar-benar memiliki passion yang sama dan punya dana melimpah bisa melanjutkan proyek Bloodhound LSR," katanya.
Meski mundur dari proyek tersebut, Ian tetap akan perhatikan pengembangannya ketika di tangan investor baru. Sayangnya, belum ada informasi lebih lanjut tentang harga jual dari proyek Bloodhound LSR itu.
Sekadar informasi, untuk melaksanakan proyek Bloodhound LSR yang bisa melaju hingga kecepatan 1.287 km/jam, harus disiapkan dana pengembangan sebesar 8 juta Poundsterling atau setara dengan Rp154,9 miliar.
