Mengenal Para Bikers Pengawal dan Pembuka Jalan untuk Ambulance

- Selasa, 21 Juli 2020 | 17:57 WIB
Ilustrasi pengawalan ambulance oleh bikers. (Dok. IAE)
Ilustrasi pengawalan ambulance oleh bikers. (Dok. IAE)

Banyak masyarakat Indonesia yang kurang menaruh empati pada kendaraan darurat seperti ambulance atau pemadam kebakaran saat beroperasi. Padahal mereka seharusnya diberikan akses lebih dahulu dalam penggunaan jalan karena menjalankan tugas kemanusiaan.

Hal ini ditunjukan dengan tingkah apatis seperti tidak memberikan jalan ketika ambulance meminta jalan walaupun sudah membunyikan sirine atau menghalangi-halangi laju mereka. Pengalaman-pengalaman miris ini yang membuat Organisasi Indonesia Escorting Ambulance (IEA) lahir pada tahun 2017.

IEA kerap bertindak sebagai patwal yang mengawal ambulance di jalan macet berbagai kota untuk memuluskan perjalanan ambulance dari suatu tempat ke rumah sakit. Kabid Humas Nasional Indonesia Escorting Ambulance Sidqi Muhammad Luthfi mengatakan, mereka lahir karena prihatin dengan perilaku masyarakat yang belum sadar akan kebutuhan akses jalan untuk ambulance saat beroperasi.

"Kita kebentuk sebenarnya karena prihatin, melihat ambulance gak dikasih jalan. Saya juga pernah mengalami ketika dalam ambulance susah banget di kasih jalan. Jadi kita tau gimana rasanya. Bahkan beberapa pernah ngerasain sendiri bahkan ada yang sampai keluarganya meninggal," kata Lutfi pada Indozone, Selasa (21/7/2020).

Hadir sejak tahun 2017 dan resmi menjadi organisasi pada 2018, IEA biasanya secara spontan melakukan pengawalan. Bila saat ada di jalan dan ada ambulance yang kesulitan karena macet, mereka akan langsung bertindak untuk membuka jalan. Kadangkala mereka langsung diminta oleh driver rumah sakit yang mereka kenal.

"Kita sudah kenal dengan beberapa driver rumah sakit dan biasanya drivernya yang whatsapp ke kita. Minta tolong nganter dari sini ke sini. Ada juga spontan, kalau ketemu di jalan juga kita biasa bantu buka jalan untuk mereka," ujarnya.

Biasanya ada tiga pemotor IAE yang mengawal ambulance satu di depan sebagai road captain yang menunjukan arah dan dua bikers lainnya di belakang untuk memblok sekaligus membuka jalan bila tersendat.

"Saat ngawal biasanya ada yang mengapresiasi kita, tapi banyak yang mencaci maki. Tetapi kita rasa biasa aja karena ini untuk kemanusiaan," tandasnya.

Dalam mengawal, adakalanya mereka berkoordinasi dengan melaporkannya ke polisi lalu lintas, namun dalam kondisi tiba-tiba atau on the spot mereka langsung bertindak.

"Kita di beberapa wilayah memang ada yang laporan ke Polres-polres. Cuman kan mereka tidak memberikan izin tetapi juga tidak melarang, mereka support juga karena melihatnya dari sisi kemanusiaan," tuturnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X