Kebijakan pemerintah yang meminta Agen Pemegang Merek (APM) untuk meningkatkan kandungan komponen lokal dalam produk-produk otomotif akan memberikan dampak positif bagi perkembangan dunia Usaha Kecil Menengah (UKM) yang ada di Indonesia.
Terkait hal ini, APM dan UKM harus bersinergi untuk mendukung kemajuan industri otomotif dari hilir ke hulu. Karena bicara soal peran serta UKM makan akan membutuhkan ratusan hingga ribuan komponen untuk men-support pembuatan kendaraan.
Menurut Pengamat otomotif, Bebin Djuana bila ingin mengambangkan komponen lokal APM harus terlibat dalam peningkatan kualitas komponen lokal yang dihasilkan UKM dengan memberikan training atau pelatihan agar UKM dapat menghasilkan komponen sesuai dengan standar yang dipatok APM.
"Dalam hal ini sangat dimungkinkan UKM berperan serta. Tetapi kualitasnya harus mumpuni sesuai standar APM. Jadi, ini harus didukung dengan training dan hal lain agar UKM bisa mencapai standar APM. Jangan sampai setelah buat komponen lalu APM bilang tidak sesuai standar. UKM-nya gak maju-maju dong," kata Djuana pada Indozone, Senin (21/10).
Ia mencontohkan bahwa di Jepang dan Cina, kerjasama Industri dan UKM sangat baik. Misalnya sebuah UKM memproduksi karet, baut, talang pintu atau spare part kecil lainnya, setelah itu, nanti dikirim ke UKM lebih besar lagi untuk menjadi komponen lebih besar dan itu berlapis-lapis sebelum sampai ke pabrik otomotif.
"Di Jepang dan Cina, UKM paling kecil akan membuat komponen paling sederhana, dikirim ke UKM yang lebih besar digabungkan menjadi beberapa komponen yang lebih lengkap, sebelum dikirim ke pabrik mobil. Ini butuh ratusan bahkan ribuan UKM dan ini peluang yang baik untuk pengembangan ekonomi," terangnya.
Untuk itu, ke depan harus ada mekanisme kerjasama yang baik antar UKM sehingga kota tidak hanya menjadi negara pengimpor komponen otomotif tetapi kita juga bisa memproduksi komponen-komponen kecil untuk mendukung manufaktur di dalam negeri. (WK)