Thailand dikenal sebagai salah satu pusat industri otomotif di Asia Tenggara atau ASEAN. Sebagian besar merek otomotif kelas dunia bermarkas di berbagai kota di Thailand. Namun dalam masa pandemi Covid-19, ketika semua industri otomotif anjlok, apakah Thailand akan tetap menjadi pusat industri otomotif terbesar di Asia Tenggara?
Menteri Perindustrian Thailand, Suriya Jungrungreangkit menyatakan keyakinannya bahwa mereka akan tetap menjadi basis produksi utama otomotif di Asia Tenggara. Walaupun mereka sempat 'goyang' saat pandemi Covid-19 mendera hampir seluruh dunia, mereka tetap percaya diri.
"Kami percaya diri, Thailand akan tetap menjadi basis produksi otomotif di Asia Tenggara tak hanya mobil konvensional tapi ke depan mobil listrik dan otonom juga akan dibuat di Thailand dan kami akan melanjutkannya," kata Suriya Jungrungreangkit mengutip Paultan, Senin (24/8/2020).
Hal tersebut diperkuat dengan pilihan yang dijatuhkan Nissan yang hengkang dari Indonesia sehingga semakin menguatkan posisi Negeri Gajah Putih tersebut sebagai satu-satunya basis produksi otomotif terbesar di Asia Tenggara.
"Produsen mobil Jepang itu, berencana untuk melanjutkan bisnisnya di Thailand," ujarnya. Sebelumnya ia membenarkan bahwa ada pembicaraan dari pihak Nissan dengan pemerintah terkait pemindahan pabrik tersebut.
Kabarnya Nissan akan memproduksi mobil listrik dan hybrid dalam jangka panjang dan model seperti Kicks e-Power hybrid yang memulai debut globalnya pada tahun ini akan dibuat di Thailand dan akan diekspor ke banyak negara termasuk Jepang.
Pemindahan fasilitas produksi Nissan ke Thailand akan semakin menguatkan posisi Thailand yang selama ini, bersaing dengan Indonesia dalam berjuang untuk supremasi di ASEAN sebagai basis produksi otomotif paling besar di wilayah tersebut.
Menurut Federasi Industri Thailand (FTI), produksi mobil dalam negeri mereka diprediksi akan berkisar antara 1,3 juta hingga 1,4 juta unit tahun ini, turun dari perkiraan 1,9 juta sebelum pandemi dimulai.
