Baru-baru ini, sejumlah pekerja Ford meminta pabrikan untuk hentikan produksi mobil polisi. Mengutip Carscoops, hal ini menyusul makin luasnya protes Amerika Serikat mengenai insiden kematian George Floyd pada 25 Mei 2020 lalu.
Permintaan tersebut dikirim melalui surat. Menurut Jalopink, pekerja meminta Ford Expoler Police Interceptors dipakai untuk menebus kerumunan selama protes berlangsung untuk dihentikan produksinya. Sementara, petugas disebut menyemprotkan senjata kimia berupa semprotan merica keluar dari Ford Explorer tanpa memandang derajat demonstran.
"Kami tidak bisa mengklaim bahwa mendukung perjuangan melawan rasisme sistemik sembari memeasok dan mendukung sistem yang melakukan kekerasan terhadap warga kulit hitam Amerika. Sepanjang sejarah kami, kendaraan ayng dirancang dan dibuat karyawan Ford telah digunakan sebagai aksesori untuk kebrutalan dan penindasan. Kami tahu bahwa sementara banyak yang bergabung, mendukung, atau membantu menegakkan hukum dengan niat baik, praktik-praktik kepolisian rasis yang mewabahi masyarakat kita ini bersejarah dan sistemik - sejarah dan sistem yang diabadikan oleh Ford selama lebih dari 70 tahun - sejak Ford memperkenalkan mobil polisi pertama pada 1950." ujar karyawan Ford.
Melihat hal itu, Chief Executive Ford, Jim Hackett pun memberi komentarnya. Jim Hackett mengatakan pihaknya tetap melanjutkan produksi kendaraan polisi dan tetap mendukung gerakan Black Lives Matter.
"Masalah yag mengganggu kredibilitas polisi tidak ada hubungannya dengan kendaraan yang mereka kendari," ujar Jim Hackett.
Selain itu, Jim mengucapkan terima kasih kepada karyawan karena mengekspresikan diri mereka dan menyampaikan pemikirabn mereka. Akan tetapi, Ford menegaskan tetap memproduksi mobil polisi.
"Saya sangat menghargai orang-orang yang berbicara kepada saya tentang maslah ini, ini membantu saya menghasilkan catatan ini utnuk menejelaskan mengapa kami melanjutkan komitmen kami dengan polisi di seluruh dunia melalui produk kebanggaan kami," tutup Jim Hackett.
