Salah Pilih Oli Mobil, LCGC Kesayangan Anda Bisa Loyo

- Rabu, 9 Oktober 2019 | 15:38 WIB
Ilustrasi penuangan oli. (www.shell.com.hk)
Ilustrasi penuangan oli. (www.shell.com.hk)

Sebagai salah satu jenis mobil yang banyak digemari masyarakat Indonesia, low cost green car (LCGC) ditemui di berbagai sudut wilayah negeri ini. Bahkan, LCGC menjadi penantang serius mobil low MPV di Indonesia.

Sayangnya, tidak semua pemilik mobil LCGC paham cara merawat mobil miliknya dengan baik dan benar, sehingga performanya tetap maksimal. Salah satunya adalah oli yang dipilih tidak tepat atau tidak sesuai kebutuhan.

Kesalahan memilih jenis oli akan memengaruhi performa mobil kesayangan Anda. Misalnya saja keluhan para pemilik LCGC di Indonesia, yang mengeluhkan performa mesim mobilnya menurun. Padahal, pangkalnya adalah salah memilih oli.

Di Indonesia, rata-rata pemilik mobil LCGC memilih untuk menggunakan oli mesin dengan SAE 10W-40 yang lebih kental. Ini ditenggarai yang membuat performa mesin banyak LCGC di Indonesia menurun. Sebab, tidak sesuai dengan kebutuhan mobil.

Director Bengkel Mobeng, Wing Wiryadi Joe mengatakan pelumas atau oli berperan penting mendukung kinerja mesin mobil. Tanpa oli berkualitas kinerja mesin dapat menurun hingga berdampak pada konsumsi bahan bakar boros.

Ia menjelaskan, dari awal mobil LCGC diciptakan sebagai mobil yang efisien dalam konsumsi bahan bakar, karena itu oli yang digunakan memiliki tingkat kekentalan yang lebih rendah seperti SAE 0W-20.

"Kalau mobil LCGC sebaiknya pakai SAE 0W-20. Tingkat kekentalannya lebih rendah, sehingga kinerja mesinnya lebih ringan. Intinya, oli lebih encer membuat kinerja mesin lebih ringan, sehingga lebih efisien," kata Wing saat berbimcang dengan Indozone, Rabu (9/10).

Untuk itu Wing menyarankan agar para pengguna LCGC tidak salah kaprah dalam penggunaan pelumas, sehingga tidak membuat performa mobil menurun dan lebih boros. Apalagi mobil saat ini sudah menggunakan sistem Engine Control Unit (ECU) yang akan menyemprotkan bahan bakar sesuai kebutuhan.

"Oli yang lebih kental akan lebih sering membuat ECU otomatis akan memberikan bensin lebih banyak untuk pembakaran. Dengan penyemprotan bensin lebih banyak otomatis konsumsi bahan bakar lebih tinggi.Ini bisa dilihat dari indikator eco-nya yang mati hidup karena konsumsi tidak sesuai standar LCGC," tukasnya (WK)
 

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X