EKSKLUSIF! Bengkel Knalpot Angkat Suara Terkait Razia Knalpot Bising Oleh Polisi

- Jumat, 19 Maret 2021 | 14:00 WIB
Suasana Bengkel RGX Racing, Jakarta Timur. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).
Suasana Bengkel RGX Racing, Jakarta Timur. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).

Akhir-akhir ini, jajaran Polda Metro Jaya bahkan polisi di daerah lainnya tengah gencar memburu kendaraan yang menggunakan knalpot bising. Tak ayal para penggunanya diganjar sanksi tilang karena kendaraan yang mereka gunakan menimbulkan polusi suara.

Indozone pun mendapat kesempatan untuk berbincang dengan owner salah satu bengkel spesialis knalpot yang terkenal dengan nama RGX Racing. Sang bos bengkel tersebut menyampaikan pandangannya terkait aksi polisi yang sedang gencar-gencarnya memburu pengguna knalpot bising khususnya di Ibu Kota DKI Jakarta.

"Menurut saya memang perlu penindakan tilang terhadap motor yang menggunakan knalpot racing karena, knalpot racing memang bukan diperuntukkan untuk penggunaan harian hanya untuk motor hobby atau motor balap," kata owner RGX Racing, Rio kepada Indozone di bengkel RGX Racing, Jalan Jenderal Pol R.s Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (19/3/2021).

Bos bengkel spesialis knalpot ini malah mendukung langkah kepolisian untuk menertibkan lalu lintas. Menurutnya, suara knalpot pada setiap kendaraan memiliki batas kebisingan tersendiri yang harus dipatuhi.

"Seperti untuk penggunaan harian ada ukuran maksimum desibelnya tersendiri yang suaranya tidak merusak lingkungan. Menurut saya peraturan desibel seharusnya disesuaikan dengan standar euro motor terkini," ungkap Rio.

BACA JUGA: Warga Aceh Minta Polisi Tingkatkan Razia Knalpot Blong karena Meresahkan

RGX Racing sendiri disebutnya merupakan bengkel spesialis knalpot yang tidak menampik kerap menemukan konsumen yang meminta untuk mengubah suara knalpotnya menjadi lebih besar. Namun, dia menegaskan bengkelnya tidak sembarang memproduksi knalpot yang suaranya melanggar ketentuan yang berlaku.

-
Suasana Bengkel RGX Racing, Jakarta Timur. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah).

"Kami bengkel, perajin knalpot tidak sembarangan membuat knalpot racing harian, tidak melebihi 90 desibel," kata Rio.

Selain itu, mengenai dampak dari aksi polisi yang marak memburu pengguna knalpot bising, Rio mengaku bengkelnya tidak mengalami kerugian atau penurunan omzet. Sebab, pasar dari bengkelnya tidak hanya untuk masyarakat umum saja melainkan untuk keperluan kontes atau balap.

"Saya sebagai pengusaha knalpot tidak merasa dirugikan karena, kami membuat knalpot racing banyak diperuntukkan untuk balap. Kemudian keuntungan (pasca polisi gencar menindak pengguna knalpot bising) bengkel jadi banyak yang membuat knalpot custom untuk harian yang tidak bising dan tidak mengurangi performa untuk motor tersebut," paparnya.

Tanggapan Terkait Langkah Polisi yang Ingin Sambangi Bengkel-bengkel Knalpot untuk Beri Edukasi?

Rio mengaku dirinya menyambut baik langkah kepolisian yang ingin datang ke bengkel knalpot untuk memberi edukasi terkait penggunaan knalpot bising. Sebelum kegiatan polisi ini dimulai, Rio menyebut bengkelnya selalu mengedukasi konsumennya agar tidak mengubah suara kendaraan menjadi bising karena akan berdampak pada kesehatan mesin.

"Menurut saya langkah polisi bagus agar tidak banyak pengguna kendaraan roda dua sembarang mengganti knalpot racing yang ngebrong. Kalau dari kami sendiri, RGX  selalu mengedukasi agar tidak memakai knalpot custom harian seperti bobok karena dampak ke mesin sendiri tidak bagus," kata Rio.

Harapan untuk Pengguna Motor Maupun Pecinta Otomotif Terkait Penggunaan Knalpot

Rio berharap pecinta otomotif khususnya sepeda motor roda dua tidak sembarang mengganti knalpot kendaraannya. Tujuannya agar tidak ada masyarakat yang dirugikan.

"Harapan ke depannya pengguna sepeda motor tidak sembarang menggunakan knalpot racing. Ada standarisasi batas suara knalpot racing untuk tipe-tipe CC motor mulai dari 110 CC hingga 1000 CC ke atas agar pengusaha knalpot tidak dirugikan dan lingkungan pun tidak dirugikan dengan pengguna knalpot racing," pungkas Rio.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X