Pemilihan ban untuk mobil maupun motor harus disesuaikan untuk penggunaannya. Tak jarang orang menganggap ban balap bisa digunakan untuk kendaraan harian.
Padahal, penggunaan ban balap itu merugikan kantong pengguna dan bisa juga berbahaya bagi keselamatan.
Lalu apa yang membedakan antara ban balap dan ban harian untuk kendaraan.
Beberapa sumber mengungkapkan secara umum tingkat kekerasan pada ban berbeda-beda sesuai peruntukannya. Dalam istilah otomotif disebut Compound.
Lalu risiko apa saja yang bisa terjadi jika mengaplikasikan ban balap untuk aktivitas harian.
1. Ban balap lebih boros
Secara performa ban balap memang unggul diatas kertas. Jenis ban ini memiliki kelebihan dalam bermanuver. Ban balap menggunakan karet yang lebih lembut atau memakai soft compound sehingga memiliki daya cengkram yang lebih baik dibandingkan ban konvensional lainnya. Namun, usianya lebih pendek karena tapak ban cepat aus.
2. Ban balap cepat sobek
Compound soft pada ban balap membuatnya tidak kuat berbenturan dengan benda keras di jalan umum. Ban ini cepat sobek bila terkena benturan keras atau menerjang benda tajam. Hal ini tentu membedakan antara sirkuit dan jalan raya biasa.
Lintasan sirkuit biasa lebih bersih dengan aspal yang lebih mulus sehingga ban balap tentu lebih aman digunakan di sirkuit dibandingkan jalan biasa yang cenderung bergelombang dan tidak bersih dari kerikil atau batu.
3. Beda desain ban
Selain beda bahan atau compound, ban balap di desain untuk jangka pendek dengan berfokus pada cengkraman pada aspal sehingga lebih cepat aus.
Berbeda dengan ban reguler yang didesain untuk ketahanan ribuan kilometer dengan alur kembangan yang dibuat untuk melewati berbagai lintasan jalan baik kering atau basa.
Untuk itu pengguna kendaraan bisa memilah dan memilih ban yang tepat untuk kendaraannya karena ban juga menjadi bagian penting untuk keselamatan berkendara. (WK)
