Jokowi Berambisi Ubah Tradisi Indonesia di Industri Otomotif

- Selasa, 22 Oktober 2019 | 06:29 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Airlangga Hartarto (kiri) mengamati salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka, di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9). (Antara/Aloysius Jarot)
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Airlangga Hartarto (kiri) mengamati salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka, di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9). (Antara/Aloysius Jarot)

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan ketika pelantikan, di gedung MPR, Minggu (20/10). Jokowi menyebut Tanah Air akan fokus pada upaya transformasi dari ketergantungan sumber daya alam, ke daya saing manufaktur dan jasa modern yang punya nilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa. 

Pengamat otomotif, Bebin Djuana, menafsirkan pidato Jokowi itu sebagai ambisi mengubah tradisi Indonesia di industri otomotif. Selama ini Indonesia hanya menjadi negara pengimpor kendaraan.

Namun, Jokowi ingin industri otomotif Tanah Air menjadi salah satu produsen kendaraan yang diperhitungkan dunia. Artinya, Indonesia memperbesar ekspor karena kualitas produk yang bersaing secara internasional pada masa mendatang.

"Jadi kalau selama ini kita hanya impor dan assembling (merakit), ke depannya harapan beliau adalah memperbesar ekspor sehingga Indonesia termasuk yang diperhitungkan dunia. Mengekspor kendaraan bisa itu truk, mobil penumpang, dan motor," kata Djuana ketika dihubungi Indozone, Senin (21/10).

Penekanan Jokowi pada kemajuan manufaktur ini merupakan pemicu semangat agar Indonesia lebih mandiri ke depan. Komponen otomotif hingga kendaraan pun bisa dibuat di dalam negeri.

"Semangat ini bagus sekali karena walaupun sudah dimulai selama ini, tetapi kan perlu lebih digalakan lagi. Beliau berharap lebih banyak lagi komponen yang dibuat dalam negeri, tidak hanya impor. Artinya Jokowi mengundang industri pendukung otomotif buka pabrik di sini," ujar Djuana. 

Djuana juga menyoroti langkah pemerintah yang berkomitmen memangkas perizinan berbelit-belit, yang membuat pihak lain enggan berinvestasi di Indonesia.

"Janjinya, urusan perizinan akan digunting dan disederhanakan. Aturan sekarang ini bisa membuat orang jerah berinvestasi karena aturan  tumpang tindih, tidak karuan. Nah ini, menarik. Supaya Indonesia tak hanya dikenal sebagai negara agraria, tetapi juga pada saat yang sama mengembangkan industri otomotifnya," tutur Djuana. (WK)

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X