Toyota Astra Motor Masih Enggan Bawa Toyota RAV4 ke Indonesia

- Sabtu, 16 Mei 2020 | 16:34 WIB
Toyota RAV4. (Dok. Car and Driver)
Toyota RAV4. (Dok. Car and Driver)

PT Toyota Astra Motor (TAM) dilaporkan masih mempelajari permintaan untuk membawa Toyota RAV4 ke Indonesia, meski SUV ini sangat diminati di mancanegara, dengan penjualan sekitar 10.000 unit. 

Menurut Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director TAM berkata tidak hanya RAV4 yang dipelajar untuk dibawah ke Indonesia. Dalam hal ini, PT TAM mempelajari bukan hanya dari sisi produksi melainkan kendaraan yang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. 

"Saya pikir gak cuma RAV4, tapi semua produk baru pasti kita pelajari. Produk apa pun kita akan pelajari, tapi tentu saja yang kita pelajari bukan produk melainkan masukan dan kebutuhan dari Indonesia kira-kira seperti apa sih masyarakat dan market Indonesia inginkan," ujar Anton Jimmy Suwandy. 

"Setelah dari kebutuhan masyarakat itu, kita bicarakan dengan prinsipal bagaimana dengan produk availibility-nya, apakah itu diproduksi di Indonesia atau mungkin region termasuk Thailand atau mungkin di bawa dari Jepang," lanjutnya. 

Belum berhenti sampai di situ, PT TAM juga harus memastikan kembali bahwa kendaraan yang ingin dirilis ke masyarakat ini memang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. 

"Setelah kita mengetahui kebutuhan dari konsumen dan availibility dari produk, pastinya kita kawinkan dan kita coba cek apakah memang demand-nya atau kebutuhan ini memungkinkan gak untuk kita perkenalkan," imbuhnya. 

"Karena tentu saja untuk memperkenalkan satu produk itu walaupun jumlahnya sedikit persiapannya cukup banyak. Mulai kita persiapkan dari bengkel kita mekaniknya, spare part, kita harus sediakan komunikasi promosinya, pendidikan dari front line kita dan lain-lain jadi investasi dari perkenalan satu produk itu cukup besar," jelasnya. 

Menurut Anton, dari hasil kombinasi beberapa studi dan memang pada saat ini Toyota RAV4 belum menjadi salah satu produksi yang ingi PT TAM perkenalkan ke Indonesia berdasarkan studi. 

"Tapi tidak pernah menutup kemungkinan, jadi kalau memang ke depannya produk ini semakin cocok dan sesuai dengan kebutuhan di Indonesia ya kenapa tidak kita perkenalkan," tutup Anton Jimmy Suwandy.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X