Pengamat ITB: Pemerintah Indonesia Wajib Subsidi maka Mobil Listrik Berkembang

- Rabu, 13 Juli 2022 | 05:09 WIB
Ilustrasi mobil tiga baris kursi berbahan bakar konvensional (Antara)
Ilustrasi mobil tiga baris kursi berbahan bakar konvensional (Antara)

Dewasa ini perkembangan mobil listrik ramai dibicarakan tidak hanya global namun publik Tanah Air antusias ikut memantau.  Yannes Martinus Pasaribu,pengamat otomotif dan akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan tegas menyebut untuk pasar Indonesia mobil listrik dengan fitur kursi duduk 7 penumpang lebih cocok ketimbang dua baris kursi. Alasannya?

"Sederhana, selera orang Indonesia menyukai mobil dangan kapasitas angkut yang banyak, misalnya jenis MPV atau Compact SUV," kata Yannes.

Tapi di luar itu ada permasalahan yang lebih penting.

Baca juga: Teaser New Honda Civic Type R 2023 Mulai Tampak, Retouch Design!

Selain faktor kapasitas angkut, pengajar mata kuliah Ergonomi Desain dan Desain Produk ITB itu mengatakan harga jual mobil listrik sebaiknya dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, atau setidaknya bisa mendekati harga mobil dengan mesin bakar konvensional.

"Harga inilah yang jadi masalah, pasar terbesar ada di-range Rp300 juta ke bawah," katanya.

Yannes juga menekankan pentingnya kapasitas baterai mobil listrik yang akan dipasarkan di Indonesia, khususnya kota-kota besar yang identik dengan kemacetan lalu lintas. Selain itu, pabrikan otomotif di Indonesia juga perlu memberikan dukungan perangkat pengisian daya listrik untuk rumah konsumen.

Faktor lain yang dapat memacu minat masyarakat menggunakan kendaraan listrik adalah dorongan insentif dari pemerintah dalam bentuk subsidi atau potongan pajak.

Pemerintah beberapa negara, kata dia, memberikan subsidi pembelian mobil listrik yang cukup signifikan. Misalnya India sebesar Rp28 juta, Amerika Serikat Rp112 juta, Inggris Rp54 juta, dan Finlandia Rp30 juta.

"Jadi, pemerintah memang betul-betul ingin mendorong kemajuan pertumbuhan kepemilikan kendaraan listrik harus berani menanggung biaya potongan harga tersebut, mengingat harga termahal parts kendaraan listrik terletak pada harga baterainya yang bisa mencapai 30-40 persen dari harga kendaraan. Tanpa itu, program ini akan sulit untuk dapat berkembang,” tutup dia.

Artikel menarik lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X