LCGC Tak Murah Lagi, Tapi Seksi untuk Pembeli Mobil Pertama

- Senin, 30 Desember 2019 | 18:46 WIB
Model Toyota Calya, salah satu LCGC. (Indozone/Wilfridus Kolo)
Model Toyota Calya, salah satu LCGC. (Indozone/Wilfridus Kolo)

Pasar mobil Low Cost Green Car (LCGC) di Indonesia belakangan terus menyusut. 

Mobil yang semula dihadirkan sebagai mobil murah dan efisien ini, sudah tidak lagi menggambarkan hal itu, karena secara harga dan aksesorisnya sudah tidak sesuai dengan blue print pemerintah soal LCGC.

Dalam ketentuan Menteri Perindustrian No. 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau, LCGC harus memenuhi spesifikasi minimal Research Octane Number (RON) 92 untuk motor bakar cetus api dan Cetane Number (CN) 51 untuk diesel.

Poin lain menyebutkan besaran harga jual mobil LCGC paling tinggi Rp95 juta berdasarkan lokasi kantor pusat Agen Pemegang Merek. Sementara harga LCGC saat ini umumnya di atas Rp100 jutaan.

Itu sebabnya sering terdengar selintingan bahwa pemerintah akan secara bertahap mengenakan pajak bagi LCGC yang awalnya mendapatkan insentif pemerintah. 

Dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dari Januari-September 2019, penjualan LCGC hanya 156.642 unit, turun 20-an persen dari tahun sebelumnya 168.756 unit.

"Mobil LCGC sudah tidak layak menyandang predikat sebagai mobil LCGC karena harga dan aksesorisnya sudah tidak menggambarkan bahwa itu sebuah mobil murah," kata Pengamat Otomotif, Bebin Djuana pada Indozone, Senin (30/12).

"Kualitas dari gas buangnya juga sudah tidak menggambarkan LCGC mengingat pembelinya sebagian besar menggunakan premium," tambahnya.

Terkait hal itu ke depan, pemerintah berencana untuk mengenakan pajak pada LCGC secara normal seperti mobil biasa. 

Hal ini cukup adil karena rencana awal posisi LCGC yang semula mendapat insentif dari pemerintah tidak konsisten dengan aturan tersebut.

"Itu adil. Adil dalam arti, waktu LCGC dicanangkan pemerintah mendukung dengan potongan pajak. Ketika semua itu sudah tidak berjalan sesuai dengan rencana atau blue print LCGC, ya sudah saatnya menjadi mobil normal," ujarnya.

Meskipun demikian, pasar mobil LCGC masih cukup seksi karena harganya terbilang murah untuk masyarakat Indonesia khususnya para pembeli mobil pertama atau mereka yang ingin ingin beralih dari motor ke mobil.

"Ke depan di tahun 2020, memang LCGC masih punya daya tarik, mengingat LCGC walaupun sudah dikenakan pajak masih terbilang murah dibandingkan produk mobil yang lain," tambahnya. 

"Artinya masih bisa dijangkau oleh mereka yang pertama kali membeli kendaraan roda empat," terangnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X